Perhatian
Eskalasi konflik antara Israel dan Hamas telah mengirim gelombang kejut ke pasar saham global. Investor di seluruh dunia dengan cermat memantau situasi ini, karena dampak konflik ini menjalar jauh di luar Timur Tengah. Secara khusus, bursa saham di Asia merasakan tekanan, dengan indeks-indeks merosot dan ketidakpastian mendominasi. Mari kita telaah bagaimana konflik ini telah memengaruhi pasar saham Asia dan apa artinya bagi para investor.
Minat
Ketegangan seputar konflik Israel-Hamas telah memegang erat komunitas keuangan global. Kecemasan telah meluas, dengan Iran mengeluarkan peringatan tentang potensi implikasi regional jika serangan terhadap warga Palestina terus berlanjut. Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, sentimen ini secara signifikan memengaruhi pasar saham Asia. Terutama, indeks Nikkei Jepang turun sebanyak 2 persen, dan tolok ukur pasar saham lainnya mengikuti tren serupa, dengan papan perdagangan berwarna merah. Dampaknya bahkan lebih terasa di Eropa, di mana indeks STOXX 600 pan-Eropa mengalami penurunan sebesar 1 persen pada tanggal 13 Oktober 2023.
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghadapi penurunan, turun sebanyak 0,28 persen atau 19,72 poin untuk ditutup pada 6.907,05 selama sesi perdagangan pertama hari itu. Penurunan ini tercermin di bursa saham, dengan 355 saham berada dalam zona merah, 177 saham menguat, dan 217 saham stagnan.
Harga minyak mentah Brent tetap kuat, berada di atas $90 per barel, meskipun mengalami penurunan kecil dari level tertinggi dalam satu setengah minggu pada awal sesi. Untuk meredakan situasi, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, berada di Timur Tengah, sementara Presiden Joe Biden melakukan diplomasi melalui telepon untuk mengurangi ketegangan. Mencengangkan, sebagian besar mata uang global relatif stabil, kecuali shekel Israel yang telah merosot ke level terendah dalam lebih dari delapan tahun.
Keinginan
Lonjakan baru-baru ini dalam harga minyak telah menegaskan keterkaitan pasar global, memunculkan kekhawatiran tentang potensi inflasi karena bank sentral di seluruh dunia bersiap untuk perubahan kebijakan signifikan. Para pembuat kebijakan telah mencapai kesepakatan untuk memperpanjang jangka waktu kenaikan suku bunga, yang dapat memiliki dampak yang jauh dalam lanskap keuangan.
Keputusan selanjutnya dari Bank Sentral Eropa (ECB) dijadwalkan pada tanggal 26 Oktober 2023, dan pasar mengharapkan pergeseran hawkish dalam suku bunga seiring meningkatnya keyakinan investor bahwa kenaikan suku bunga pertama akan terjadi pertengahan tahun depan. Pembicara ECB, termasuk Gubernur Bank Sentral Spanyol Pablo Hernández de Cos, akan hadir minggu ini. Selain itu, pekan ini akan menjadi saksi pelepasan data penting dari Eurozone, termasuk data perdagangan.
Rhetorika Bank of England (BoE) juga akan menjadi pusat perhatian, dimulai dengan pernyataan Kepala Ekonom bank sentral, Huw Pill. Inggris akan merilis data penting, termasuk harga perumahan, angka ketenagakerjaan, dan data upah pada hari Selasa. Selanjutnya, Indeks Harga Konsumen (CPI) Inggris akan diumumkan pada hari Rabu.
Bank of England dijadwalkan akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada tanggal 2 November, hanya satu hari setelah Federal Reserve AS. Pidato yang sangat dinantikan dari Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, di Economic Club of New York pada hari Kamis, diharapkan akan menjadi awal dari periode blackout bank sentral. Di Amerika Serikat, data penjualan ritel akan dirilis pada hari Selasa, bersamaan dengan laporan pendapatan dari bank-bank besar seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley pada hari yang sama. Perusahaan lain, seperti Tesla dan Netflix, dijadwalkan akan melaporkan kinerja keuangannya pada hari Rabu.
Tindakan
Di tengah gejolak global ini, penting bagi para investor untuk tetap waspada dan terinformasi. Konflik Israel-Hamas telah menunjukkan bagaimana peristiwa geopolitik dapat dengan cepat dan signifikan memengaruhi pasar keuangan. Saat kita melanjutkan, menjaga pengawasan ketat terhadap indikator ekonomi kunci dan pergeseran kebijakan bank sentral akan menjadi kunci untuk sukses dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
Keterkaitan pasar global sudah jelas, dan perkembangan di satu bagian dunia dapat dengan cepat menggema di seluruh dunia. Bagi para investor, ini berarti beradaptasi dengan perubahan kondisi dan membuat keputusan yang terinformasi untuk melindungi portofolio dan investasi mereka. Situasinya dinamis, dan kesiapan dan tindakan proaktif adalah kunci untuk menghadapi saat-saat sulit ini.