Perhatian
Kembalinya Optimisme di Pasar Saham Asia
Perkembangan terbaru di pasar saham Asia telah memicu optimisme baru di kalangan investor. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks lainnya di Asia telah melonjak, didorong oleh respons positif terhadap penerbitan obligasi pemerintah China. Langkah ini dipandang sebagai indikasi yang jelas akan rangsangan ekonomi baru di negara terpadat di dunia.
Minat
Stimulus Mendorong Kenaikan IHSG
Dalam sesi perdagangan awal hari ini, IHSG melonjak sebesar 0,78%, naik sebanyak 53,02 poin menjadi 6.859,78. Kinerja kokoh ini mengindikasikan semangat baru di kalangan investor. Untuk memberikan gambaran lebih jelas, 309 saham mencatat kenaikan, sementara 213 mengalami penurunan, dan 209 tetap stabil.
Menurut Reuters, Indeks Asia Pasifik MSCI, tanpa Jepang, mengalami kenaikan sebesar 0,06% hari ini, memulihkan diri dari level terendah sejak November 2022. Indeks Hang Seng melesat lebih dari 1%, dan Nikkei Jepang mencatat kenaikan impresif sebesar 1,2%.
Sementara pasar obligasi pemerintah Amerika Serikat terus pulih. Setelah imbal hasil obligasi 10 tahun melampaui 5% pada hari Senin, saat ini imbal hasilnya stabil pada 4,82%. Namun, raksasa teknologi Alphabet dan Microsoft mengalami nasib berbeda. Saham Alphabet anjlok sebesar 6% akibat kekecewaan investor terhadap bisnis awan mereka, sementara saham Microsoft melonjak hampir 4%, mengakibatkan kontrak berjangka Nasdaq 100 turun sebesar 0,4% dalam perdagangan Asia.
Selain itu, Indeks CSI300 Tiongkok, yang sebelumnya berada dekat level terendah empat tahun, mengalami kenaikan sebesar 0,5%.
Keinginan
Melihat Lebih Dekat Rencana Stimulus China
Parlemen China telah menyetujui penerbitan obligasi senilai 1 triliun yuan, setara dengan sekitar $137 miliar. Media milik pemerintah China melaporkan bahwa hasil dari obligasi tersebut akan sebagian besar dialokasikan untuk rekonstruksi zona bencana dan peningkatan infrastruktur, memberikan dorongan besar bagi ekonomi China.
Selain itu, Central Huijin, perusahaan investasi milik pemerintah China, mengumumkan niatnya untuk mengakuisisi dana yang diperdagangkan di pasar saham, yang lebih menambah sentimen positif dalam pasar Asia.
Tindakan
Dampak pada Pasar dan Prospek Masa Depan
Saat pasar Asia terus merayakan rangsangan ekonomi China, indikator pasar lainnya juga menggambarkan gambar yang menarik. Di pasar valuta asing, Euro tetap pada tren penurunan, saat ini berada pada $1.0601, seiring dengan penurunan Indeks Manajer Pembelian Gabungan (PMI) zona Euro ke wilayah kontraksi yang lebih dalam.
Yen Jepang berada pada level 149,84, mungkin telah stabil karena tekanan penjualan yang konsisten yang sebelumnya mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor sepuluh tahun baru-baru ini mencapai level tertinggi dalam sepuluh tahun pada 0,865%.
Dolar Australia muncul sebagai pemenang paling mencolok, melonjak lebih dari 0,5% menjadi level tertinggi dua minggu di $0,64. Kenaikan ini mengikuti perlambatan inflasi tahunan di Australia selama kuartal ketiga, meskipun tingkat inflasi inti, yang dipilih oleh Reserve Bank of Australia (RBA), melebihi perkiraan, mencapai 1,2%.
“Kami menganggap peningkatan inflasi selama kuartal ketiga 2023 cukup kuat bagi RBA untuk bertindak berdasarkan bias kenaikan suku bunga mereka pada pertemuan Dewan mendatang,” kata seorang analis di CBA. Gubernur RBA Michele Bullock dijadwalkan akan memberikan keterangan di depan komite parlemen pada hari Kamis.
Beralih ke pasar komoditas, harga minyak mentah berjangka Brent tetap stabil pada $87,92 per barel. Stabilitas ini dapat diatribusikan pada pelemahan ekonomi Eropa, yang telah mendorong para pedagang untuk mengurangi keuntungan mereka setelah konflik di Timur Tengah.
Penting untuk dicatat bahwa Amerika Serikat dan Rusia termasuk dalam negara-negara yang mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas, memungkinkan bantuan mengalir ke Jalur Gaza.
Sebagai kesimpulan, perkembangan terbaru di China dan dampaknya yang merata ke pasar Asia memberikan latar belakang yang menarik bagi investor dan pedagang. Dengan keyakinan baru dalam prospek ekonomi China, ditambah dengan indikator pasar yang menguntungkan, pasar saham Asia sedang mengalami tren positif. Namun, lanskap ekonomi global masih dipengaruhi oleh berbagai ketidakpastian, sehingga investor harus tetap waspada dan terinformasi dengan baik saat menjelajahi masa yang seru namun tak terduga ini.