Perhatian: Rupiah Dibuka Perkasa, Dolar AS di Terendah 3 Bulan
Dalam kejadian mengejutkan, nilai tukar rupiah hari ini dimulai dengan kuat, memanfaatkan tren pelemahan dolar Amerika Serikat. Menurut data Bloomberg pada pukul 09:02 WIB pada Selasa, 28 November 2023, rupiah menguat sebesar 0,12%, naik 19 poin, dan mencapai Rp15.475 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama, turun sebanyak 0,05% atau 0,06 poin menjadi 103,14.
Minat: Mata Uang Regional Beragam, Dolar AS Anjlok
Pagi ini menyaksikan pergerakan yang beragam di antara mata uang Asia. Yen Jepang menguat sebesar 0,30%, yuan China sedikit melemah sebanyak 0,01%, ringgit Malaysia menguat sebesar 0,26%, won Korea Selatan melonjak sebesar 0,83%, dan dolar Hong Kong turun sebesar 0,01%.
Pergeseran dalam dinamika pasar ini disebabkan oleh dolar AS mencapai terendah dalam tiga bulan terhadap mata uang sejenis pada Selasa pagi. Penurunan ini menyusul data penjualan rumah baru di AS yang lebih lemah dari perkiraan, mendorong para pedagang berspekulasi bahwa Federal Reserve dapat memulai pemotongan suku bunga pada paruh pertama tahun depan.
Keinginan: Faktor-faktor yang Mendorong Penurunan Dolar AS
Penjualan rumah baru di AS turun sebesar 5,6% menjadi tingkat tahunan penyesuaian musiman sebesar 679.000 unit pada bulan Oktober, di bawah 723.000 unit yang diperkirakan. Data ini, bersama dengan penurunan imbal hasil obligasi AS, berkontribusi pada penurunan dolar AS. Indeks Dolar AS menyentuh 103,11, level terendah sejak 31 Agustus 2023. November diperkirakan sebagai bulan dengan kinerja terburuk bagi dolar dalam setahun, dengan perkiraan penurunan lebih dari 3%.
Harapan pasar bahwa Federal Reserve akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga juga menambah tekanan pada greenback. Futures suku bunga AS menunjukkan sekitar 25% kemungkinan bahwa Federal Reserve dapat mulai menurunkan suku bunga pada awal Maret dan meningkat menjadi hampir 45% pada bulan Mei, menurut alat CME FedWatch.
Aksi: Wawasan dan Prospek Analis Pasar
Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com, menyoroti beberapa dinamika yang berkontribusi pada pelemahan dolar AS: melambatnya momentum pertumbuhan, puncak suku bunga, perkiraan penurunan suku bunga tahun depan, dan pembatalan posisi beli.
Secara keseluruhan, pembukaan yang kokoh rupiah terhadap dolar AS bukan hanya tren regional tetapi bagian dari pergeseran global yang lebih luas. Seiring dengan tantangan yang dihadapi dolar AS, penting bagi para investor untuk tetap terinformasi dan menyesuaikan strategi mereka secara sesuai.