Dalam ranah pasar global yang selalu dinamis, awal perdagangan Senin, 15 Januari 2024, menyaksikan lonjakan kembali pada harga minyak. Pemicu di balik kenaikan ini adalah eskalasi konflik di wilayah Laut Merah, menandakan potensi gangguan pasokan minyak di masa depan.
Perhatian: Badai yang Memburuk di Laut Merah
Ketika jam menunjukkan pukul 09.45 WIB pada hari Senin (15/1/2024), minyak mentah WTI untuk Februari 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,18%, mencatatkan keuntungan sebesar 0,13 poin menjadi $72,81 per barel. Secara bersamaan, minyak Brent untuk Maret 2024 naik sebanyak 0,28%, atau 0,22 poin, menuju $78,51 per barel.
Lonjakan ini berasal dari tindakan militer baru-baru ini oleh Amerika Serikat dan Inggris, yang menargetkan instalasi militer Houthi di Yaman. Presiden Joe Biden memerintahkan serangan ini sebagai respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Serangan tersebut ditujukan pada gudang amunisi, sistem peluncuran, fasilitas produksi, dan sistem radar pertahanan udara Houthi.
Minat: Dinamika Pasar dan Sentimen Bercampur
Dari segi ekonomi, Monex Investindo Futures melaporkan penurunan sebesar $1,15 dalam harga minyak WTI minggu lalu, ditetapkan pada $72,78 per barel. Pasar minyak sepertinya terjerat dalam pergerakan sideways sejak awal Desember, dengan sentimen positif dan negatif yang fluktuatif mengatur jalannya.
Dorongan positif datang dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, baik di Gaza maupun Laut Merah. Namun, hal ini dibalas dengan sentimen negatif yang muncul dari antisipasi permintaan yang melemah di tahun 2024. Terutama, Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, telah menurunkan harga jual minyak mentah untuk konsumen di Asia, yang lebih lanjut berkontribusi pada pergerakan sideways harga minyak selama sesi perdagangan Asia.
Keinginan: Merencanakan Masa Depan Harga Minyak
Analisis teknis dari Monex menunjukkan potensi penurunan harga minyak dalam jangka pendek selama sesi perdagangan Asia pada 15 Januari 2024. Harga minyak mungkin menguji support terdekat pada $71,79 sebelum menuju support yang lebih kuat pada $71,11. Dalam grafik satu jam, harga minyak diperkirakan akan bergerak turun dalam saluran bearish, dengan menguji support terdekat pada $71,79 sebelum menuju support yang lebih kuat pada $71,11.
Indikator negatif tambahan terlihat dalam grafik 15 menit, dengan harga minyak berpotensi bergerak turun di bawah level $73,48, yang berfungsi sebagai Simple Moving Average 100. Level ini juga dapat berfungsi sebagai titik resistensi yang kuat. Tren negatif ini diperkuat lebih lanjut oleh pergerakan ke bawah indikator Stochastic Oscillators.
Aksi: Menyusuri Arus Volatilitas Pasar Minyak
Saat pasar minyak global menari mengikuti alunan konflik geopolitik, para investor harus berjalan dengan hati-hati. Sentimen yang bercampur, didorong oleh faktor positif dan negatif, menciptakan lingkungan di mana keputusan strategis menjadi sangat penting.
Para pedagang disarankan untuk memperhatikan dengan cermat indikator teknis dan level support yang diidentifikasi oleh Monex. Resistensi pada $73,48 dan level support pada $71,79 dan $71,11 memberikan penanda krusial untuk potensi pergerakan pasar. Indikator bearish saat ini dalam grafik satu jam dan 15 menit menyarankan pendekatan hati-hati, mendorong para investor untuk tetap waspada di tengah ketidakpastian pasar.
Kesimpulan: Menyusuri Gelombang Ketidakpastian
Lonjakan harga minyak, didorong oleh ketegangan geopolitik di Laut Merah, telah menetapkan panggung untuk pasar yang dinamis dan penuh ketidakpastian. Saat kekuatan yang saling bertentangan menarik harga minyak ke arah yang berbeda, para investor menemui diri mereka pada titik krusial. Menyusuri perairan yang penuh gejolak ini menuntut pemeriksaan yang cermat terhadap indikator teknis dan lanskap ekonomi yang lebih luas. Pasar minyak, seperti laut yang dilaluinya, tetap tidak terduga, memerlukan para investor untuk beradaptasi dan merancang strategi mereka saat mereka melintasi gelombang yang berliku dari ketidakpastian.