Penguatan Rupiah: Menavigasi Inflasi Januari di Indonesia dan Mendahului Kebijakan The Fed

Ilustrasi rupiah. (Freepik / Skata)

Dalam lanskap pasar keuangan yang selalu berubah, Rupiah Indonesia sekali lagi mengalami kenaikan, dibuka pada Rp15.740 per dolar AS. Pergerakan positif ini dapat dikaitkan dengan penurunan angka inflasi Indonesia pada Januari 2024, menjadi pilar penting yang mendukung perjalanan Rupiah pada hari ini, Jumat, 2 Februari 2024.

Menurut data Bloomberg, Rupiah menguat sebesar 0,16%, atau 24 poin, mencapai Rp15.740 per dolar AS. Sementara itu, Indeks Dolar AS menunjukkan penurunan sedikit sebesar 0,02%, stabil di 102,862.

Dinamika Pasar

Dinamika ini melampaui kinerja Rupiah, dengan berbagai mata uang menunjukkan pergerakan yang beragam terhadap dolar AS. Perubahan mencolok termasuk kenaikan 0,07% dalam yen Jepang, peningkatan 0,01% dalam dolar Hong Kong, penguatan 0,03% dolar Singapura, kenaikan 0,31% untuk dolar Taiwan, lonjakan 0,44% dalam won Korea, kenaikan 0,26% untuk peso Filipina, kenaikan 0,08% untuk rupee India, dan kenaikan tipis 0,03% untuk yuan China. Sebaliknya, ringgit Malaysia dan baht Thailand mengalami depresiasi ringan masing-masing sebesar 0,03% dan 0,01%.

Pengaruh The Fed

Ketika melihat ke depan, para trader memperhatikan perkembangan potensial pada bulan Mei. Komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang kekakuan inflasi belakangan ini telah memunculkan spekulasi bahwa The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga pada Mei 2024. Analis Goldman Sachs memprediksi lima pemotongan suku bunga pada tahun 2024, dimulai pada bulan Mei. Alat CME Fedwatch menunjukkan probabilitas lebih dari 60% untuk pemotongan 25 basis poin pada bulan Mei.

Selain itu, Bank Indonesia memberi sinyal kemungkinan mengurangi tingkat suku bunga acuan (BI Rate). Namun, sebelum langkah tersebut diambil, BI tetap fokus untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Peluang pemotongan suku bunga terbuka, dengan BI memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga pada paruh kedua tahun 2024.

Fondasi Ekonomi

Meskipun ada ketidakpastian yang masih menghantui, kondisi dasar ekonomi tetap tangguh. Inflasi terkendali, dan terdapat surplus perdagangan. Kebijakan moneter BI terus mengutamakan stabilitas, dengan tingkat suku bunga pada Januari 2024 tetap pada 6%.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Januari 2024 menyaksikan tingkat inflasi bulanan sebesar 0,04%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik menjadi 105,19. Inflasi tahunan pada Januari 2024 mencapai 2,57%, sementara inflasi tahunan kalender dari Januari 2024 hingga Desember 2023 tercatat sebesar 0,04%. Tingkat inflasi bulanan untuk Januari 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, dengan kontributor terbesar berasal dari makanan, minuman, dan tembakau, menyumbang sebesar 0,18% perubahan bulanan dan kontribusi sebesar 0,05%.

Melihat ke Masa Depan

Di tengah potensi pergeseran kebijakan dan penyesuaian ekonomi, para investor dan trader diingatkan untuk tetap waspada dan terinformasi. Sementara Rupiah saat ini mendapat manfaat dari penurunan inflasi Januari dan spekulasi seputar tindakan The Fed, lanskap tetap dinamis.

Sebagai kesimpulan, kenaikan terbaru Rupiah dipengaruhi oleh serangkaian faktor, mulai dari tren inflasi dalam negeri hingga harapan global terkait kebijakan The Fed. Seiring dengan terus berkembangnya lanskap ekonomi, tetap terinformasi dan beradaptasi dengan tren yang muncul akan menjadi kunci untuk menavigasi medan keuangan.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.