Harga minyak naik pada hari Rabu (13/3) di tengah ekspektasi permintaan global yang kuat, termasuk Amerika Serikat, yang merupakan konsumen terbesar dunia, sementara inflasi AS yang agak kaku tidak secara signifikan mengubah ekspektasi bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunganya.
Minyak berjangka Brent untuk bulan Mei naik 28 sen, atau 0,3%, menjadi $82,20 per barel pada pukul 07.30 GMT. Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate AS bulan April naik 28 sen, atau 0,4%, menjadi $77,84.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap berpegang pada perkiraannya mengenai pertumbuhan permintaan minyak yang kuat secara global sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024 dan sebesar 1,85 juta barel per hari pada tahun 2025 serta menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini.
Indikasi lain mengenai permintaan yang sehat adalah persediaan minyak mentah AS dan persediaan bahan bakar turun pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute.
Para analis masih percaya bahwa Federal Reserve mungkin mulai menurunkan suku bunganya di musim panas meskipun harga konsumen AS naik dengan kuat di bulan Februari karena tingginya biaya bensin dan tempat tinggal, hal ini menunjukkan masih kakunya inflasi. Suku bunga yang lebih rendah mendukung permintaan minyak.(yds)
Sumber: Reuters