Harga Emas Menguat Seiring Dolar Melemah dan Imbal Hasil yang Lebih Rendah

Emas

Harga emas kembali mengalami kenaikan, didorong oleh pelemahan dolar AS serta turunnya imbal hasil obligasi. Penurunan data ketenagakerjaan AS baru-baru ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneternya pada bulan ini.

Menurut laporan dari Reuters pada Kamis (5/9/2024), harga emas di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 0,13%, mencapai US$2.497,21 per troy ounce, setelah sempat menyentuh level terendah dalam dua minggu di US$2.471,80.

Penyebab Kenaikan Harga Emas

Kenaikan ini terkait dengan rilis data ketenagakerjaan yang menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS pada bulan Juli turun ke level terendah dalam tiga setengah tahun terakhir. Data ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan melakukan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 17-18 September. Hal ini tercermin dari meningkatnya spekulasi pasar, dengan kemungkinan penurunan suku bunga mencapai 49%, naik dari 41% sebelum data dirilis, menurut data dari kontrak berjangka.

Pengaruh Terhadap Ekspektasi Pasar

“Data ini telah menggeser ekspektasi akan kemungkinan penurunan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures. Meger juga menambahkan bahwa data ketenagakerjaan JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) menunjukkan adanya tanda-tanda perlambatan ekonomi, yang pada gilirannya menyebabkan pelemahan dolar serta penurunan suku bunga, yang mendukung pasar emas.

Faktor Lain yang Mendukung Harga Emas

Laporan ketenagakerjaan ADP dan klaim pengangguran yang akan dirilis pada hari Kamis, serta laporan non-farm payrolls pada hari Jumat, akan diawasi ketat untuk petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang. Peter A. Grant, Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals, menyebutkan bahwa pasar memperkirakan akan ada pemotongan suku bunga sebesar 100 basis poin pada akhir tahun ini, yang kemungkinan besar mencakup pemotongan sebesar 50 basis poin dalam salah satu dari tiga pertemuan FOMC berikutnya.

Dampak Kebijakan Suku Bunga Terhadap Emas

Emas batangan, yang tidak memberikan bunga seperti aset lainnya, cenderung mendapat keuntungan dalam kondisi suku bunga rendah. Dengan potensi penurunan suku bunga lebih lanjut, emas kemungkinan akan terus diminati sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi.

Pergerakan Harga Logam Lainnya

Selain emas, beberapa logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan harga yang positif. Harga perak spot naik sebesar 0,5% menjadi US$28,18 per ounce. Platinum juga mengalami kenaikan sebesar 0,5%, mencapai US$907,68 per ounce. Di sisi lain, paladium mengalami penurunan hampir 1%, berada di level US$929,25.

Kesimpulan

Kenaikan harga emas saat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi, khususnya terkait ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi juga memberikan dorongan positif bagi emas dan logam mulia lainnya. Jika tren ini terus berlanjut, emas dapat tetap menjadi aset yang menarik bagi para investor, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan moneter global.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.