Harga Minyak Turun ke Level Terendah dalam Tiga Minggu

Harga Minyak turun ke level terendah dalam tiga minggu, ditutup mendekati $67 per barel, setelah gelombang penjualan teknis memperparah kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
Keputusan OPEC dan sekutunya untuk mengembalikan produksi pada kecepatan yang lebih lambat dari yang direncanakan semula membatasi kerugian pada hari Jumat (6/12), tetapi kelebihan pasokan yang membayangi terus membebani harga. Baik WTI maupun Brent menghadapi resistensi pada rata-rata pergerakan jangka pendek mereka, yang mendorong pedagang algoritmik yang dikenal sebagai CTA untuk memasuki Pasar dan memperpanjang kerugian pada hari Jumat.
“CTA menjual Minyak mentah Brent sebagai respons terhadap sinyal tren yang memburuk, yang selanjutnya akan membebani harga Minyak mentah,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, dalam sebuah catatan. Ghali mengharapkan aktivitas penjualan Minyak yang cukup besar pada minggu mendatang, bahkan jika harga tetap relatif stabil. WTI menemukan titik terendah setelah menguji $67, level support teknis yang jarang ditembus oleh Minyak acuan AS dalam beberapa minggu terakhir, kata Fawad Razaqzada, analis Pasar di City Index dan Forex.com.
OPEC dan sekutunya pada hari Kamis memilih untuk memulai dengan peningkatan produksi yang moderat pada bulan April dan mengakhiri pemangkasan selama 18 bulan, kecepatan yang lebih lambat dari yang direncanakan sebelumnya. Penundaan tersebut ditujukan untuk mengimbangi lesunya permintaan musiman awal tahun depan, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kepada CNBC pada hari Jumat. Bank-bank sebagian besar masih mengharapkan surplus pada tahun 2025 karena pertumbuhan permintaan Tiongkok menurun dan produksi dari Amerika meningkat.
Minyak mentah telah bergerak dalam kisaran tertentu sejak pertengahan Oktober, dengan optimisme dari perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina yang diimbangi oleh ekspektasi kelebihan pasokan pada tahun 2025. Potensi Tarif pemerintahan Trump dan kemungkinan sanksi terhadap Iran juga menyuntikkan ketidakpastian ke Pasar.
OPEC+ telah sepakat untuk sekali lagi menunda pemulihan produksi minyaknya selama tiga bulan. Vandana Hari, pendiri Vanda Insights berbicara kepada pembawa acara Horizons Timur Tengah dan Afrika dari Bloomberg, Joumanna Bercetche, dan menjelaskan bahwa keputusan OPEC+ tidak menimbulkan gelombang kejut di Pasar Minyak karena langkah tersebut hanya mengurangi kelebihan pasokan.
WTI untuk pengiriman Januari turun 1,6% dan ditutup pada $67,20 per barel.
Brent untuk pengiriman Februari turun 1,4% dan ditutup pada $71,12 per barel.(mrv)
Sumber : Bloomberg

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.