Harga emas mengalami penurunan pada Kamis pagi di tengah perdagangan Asia, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Penurunan ini terjadi seiring investor menganalisis dampak data inflasi konsumen AS yang sesuai ekspektasi terhadap prospek suku bunga di masa mendatang.
Sementara itu, harga tembaga di antara logam industri menunjukkan kenaikan, didukung oleh optimisme pasar atas kemungkinan langkah-langkah stimulus tambahan dari China, importir terbesar tembaga.
Emas mencatat beberapa keuntungan minggu ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Asia yang mendorong permintaan aset safe haven. Namun, kenaikan harga logam secara keseluruhan masih dibatasi oleh penguatan dolar AS.
Harga spot emas turun 0,1% menjadi $2.715,14 per ons, sedangkan kontrak berjangka emas yang akan jatuh tempo pada Februari turun 0,3% menjadi $2.747,61 per ons pada pukul 23:35 ET (04:35 GMT).
Data CPI Memperkuat Harapan Pemangkasan Suku Bunga di Desember
Emas sebelumnya mencatat kenaikan signifikan dalam perdagangan semalam setelah data inflasi indeks harga konsumen (CPI) yang sesuai ekspektasi mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang. Berdasarkan alat pemantau CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang sebesar 98% untuk pemangkasan sebesar 25 basis poin.
Namun, kenaikan harga emas terbatas oleh meningkatnya selera risiko di pasar, dengan indeks-indeks Wall Street melonjak di tengah prospek pelonggaran suku bunga dalam waktu dekat. Selain itu, penguatan dolar AS juga menekan pergerakan harga emas, karena para trader lebih memilih mata uang tersebut di tengah meningkatnya keraguan terhadap prospek inflasi dan suku bunga jangka panjang.
Data CPI pada Rabu menunjukkan inflasi berada pada level terkuat dalam tujuh bulan terakhir—tren yang diperkirakan akan membuat Federal Reserve tetap berhati-hati dalam melanjutkan pelonggaran moneter lebih lanjut.
Fokus Pasar Beralih ke Data Indeks Harga Produsen
Kini, perhatian investor tertuju pada data indeks harga produsen (PPI) yang akan dirilis pada Kamis, beberapa hari sebelum pertemuan terakhir Federal Reserve tahun ini. Data ini diharapkan memberikan petunjuk tambahan tentang arah kebijakan moneter, terutama di tengah lingkungan pasar yang dinamis.