Harga emas stabil karena para pelaku pasar tetap berhati-hati menjelang keputusan suku bunga dari bank-bank sentral utama, termasuk Federal Reserve.
Emas diperdagangkan mendekati $2.650 per ons setelah mencatat kenaikan moderat pada sesi sebelumnya. Pergerakan ini terjadi ketika investor mencerna data ekonomi AS yang beragam. Aktivitas di sektor jasa AS tumbuh pada laju tercepat sejak Oktober 2021, sementara indikator aktivitas pabrik di negara bagian New York mengalami penurunan tajam, terbesar sejak Mei tahun lalu.
The Fed dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga terakhir tahun ini pada Rabu, yang akan diikuti oleh pengumuman kebijakan dari Jepang dan Inggris pekan ini. Pasar swap hampir sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin oleh The Fed. Namun, perhatian utama pelaku pasar akan tertuju pada bahasa kebijakan yang digunakan untuk mencari petunjuk tentang prospek suku bunga pada 2025. Suku bunga yang lebih rendah biasanya berdampak positif bagi emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil bunga.
Sepanjang tahun ini, logam mulia tersebut telah mencatat kenaikan sekitar 29%, menempatkannya di jalur untuk membukukan penguatan tahunan terbesar sejak 2010. Kekuatan ini didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di AS, permintaan aset safe-haven, serta pembelian berkelanjutan oleh bank-bank sentral di seluruh dunia. Di India, impor emas melonjak ke rekor tertinggi pada bulan November setelah pemerintah memangkas bea cukai.
Harga emas spot naik 0,1% menjadi $2.654,16 per ons pada pukul 11:22 pagi waktu Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,1%. Sementara itu, harga perak, paladium, dan platinum mengalami penurunan.
