Harga Emas Naik di Perdagangan Asia, Didorong Inflasi AS yang Sedikit Lebih Rendah

Harga emas menguat di perdagangan Asia pada hari Senin setelah mengalami tekanan berat minggu lalu. Data inflasi AS yang sedikit melunak memberikan ruang pergerakan bagi emas, meskipun pasar tetap waspada terhadap sikap hawkish Federal Reserve.

Emas spot naik 0,2% menjadi $2.626,65 per ons, sementara kontrak berjangka emas untuk pengiriman Februari turun tipis 0,1% menjadi $2.642,32 per ons pada pukul 22:15 ET (03:15 GMT).

Logam mulia ini kehilangan 1% nilai minggu lalu setelah pejabat The Fed memperkirakan pengurangan suku bunga yang lebih sedikit pada tahun 2025 karena inflasi yang tetap tinggi. Pendekatan hawkish ini memperkuat dolar AS dan memberikan tekanan ke bawah pada harga emas.

Harga Emas Tetap Tertekan Setelah Pertemuan Fed, Pasar Mempertimbangkan Data PCE
Harga emas sempat mencapai level terendah satu bulan pada hari Rabu ketika pasar menurunkan ekspektasi untuk jumlah pemotongan suku bunga The Fed di tahun 2025. Menurut alat CME FedWatch, pasar kini memperkirakan pemotongan pertama akan terjadi pada Juni 2025, dengan sekitar dua pemotongan suku bunga diproyeksikan untuk tahun mendatang.

Suku bunga yang lebih tinggi memberikan tekanan ke bawah pada harga emas karena biaya peluang untuk memegang emas meningkat, menjadikannya kurang menarik dibandingkan aset berbunga seperti obligasi.

Data ekonomi AS yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa indeks harga PCE — indikator inflasi favorit The Fed — meningkat 0,1% pada bulan November, melambat dibandingkan kenaikan 0,2% pada bulan Oktober. Ini membawa tingkat inflasi tahunan PCE menjadi 2,4%, sedikit di bawah perkiraan 2,5%.

Namun, kenaikan tahunan inflasi inti, yang mengecualikan makanan dan energi yang volatil, tetap berada di level 2,8%, jauh di atas target The Fed sebesar 2%.

Dampak pada Pasar Emas
Data ini memberikan sinyal campuran bagi pasar emas. Di satu sisi, pelonggaran inflasi headline mendukung emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Namun, inflasi inti yang masih tinggi memperkuat pandangan bahwa The Fed akan tetap menjaga suku bunga lebih tinggi lebih lama, yang dapat terus menekan harga emas di masa mendatang.

Dalam kondisi ini, investor emas akan terus memantau perkembangan kebijakan moneter AS dan data ekonomi global lainnya untuk mencari petunjuk lebih lanjut tentang arah pergerakan harga logam mulia ini.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.