Harga emas tetap stabil dalam perdagangan Asia pada hari Jumat di tengah volume perdagangan akhir tahun yang tipis. Namun, emas diproyeksikan mencatatkan kenaikan mingguan kecil karena prospek pasar yang hati-hati menyusul sikap hawkish Federal Reserve AS.
Spot emas tidak banyak berubah di $2.633,40 per ons, sementara kontrak berjangka emas untuk pengiriman Februari turun 0,2% menjadi $2.649,91 per ons pada pukul 00:20 ET (05:20 GMT).
Perdagangan Tipis di Akhir Tahun
Perdagangan emas biasanya cenderung sepi di akhir tahun karena banyak pelaku pasar dan pedagang institusional menutup buku transaksi mereka menjelang musim liburan. Hal ini menyebabkan volume transaksi yang lebih rendah dan harga yang lebih stabil.
Selain itu, akhir tahun sering kali minim rilis data ekonomi utama atau keputusan kebijakan penting, yang mengurangi faktor pemicu volatilitas harga secara signifikan.
Meski demikian, emas diperkirakan mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,3% setelah mencatat penurunan lebih dari 1% pada pekan sebelumnya. Tekanan dari dolar AS yang kuat pasca pertemuan kebijakan Federal Reserve terus membebani logam mulia ini.
Tekanan dari Dolar AS yang Kuat
Indeks Dolar AS naik sedikit dalam perdagangan Asia pada hari Jumat, tetap berada di dekat level tertinggi dua tahun yang dicapai minggu lalu. Penguatan dolar biasanya membebani harga emas karena membuat logam mulia tersebut lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Setelah pertemuan kebijakan Fed pekan lalu, harga emas mengalami tekanan karena bank sentral hanya memproyeksikan dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2025, dibandingkan ekspektasi sebelumnya sebanyak empat kali.
Suku Bunga Tinggi Mengurangi Daya Tarik Emas
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung memberikan tekanan turun pada harga emas. Hal ini karena emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik dibandingkan dengan aset berbunga seperti obligasi.
Di tengah kondisi pasar ini, investor tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan moneter di tahun mendatang, dengan emas diperkirakan menghadapi tantangan tambahan jika penguatan dolar terus berlanjut. Namun, status emas sebagai aset lindung nilai tetap membuatnya relevan di tengah ketidakpastian ekonomi global.