Harga Minyak Tergelincir di Tengah Perdagangan Tipis Menjelang Akhir Tahun

Harga minyak dunia sedikit melemah pada perdagangan Senin (30/12) di tengah volume perdagangan yang rendah menjelang akhir tahun. Para pelaku pasar menantikan data ekonomi terbaru dari Tiongkok dan Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis pekan ini untuk menilai pertumbuhan ekonomi di dua negara konsumen minyak terbesar dunia.

Pergerakan Harga Minyak
Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 8 sen menjadi $74,09 per barel pada pukul 07:00 GMT, sementara kontrak pengiriman Maret, yang lebih aktif diperdagangkan, melemah 6 sen menjadi $73,73 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 5 sen ke level $70,55 per barel.

Kedua kontrak mencatat kenaikan sekitar 1,4% pekan lalu, didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Data Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan bahwa kilang-kilang minyak meningkatkan aktivitasnya sementara permintaan bahan bakar meningkat selama musim liburan.

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
Harga minyak juga mendapat dukungan dari optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2025. Pemerintah Tiongkok telah menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan ($411 miliar) untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Ryan Fitzmaurice, analis komoditas senior di Marex, mencatat bahwa konsumsi minyak global mencapai rekor tertinggi pada 2024 meskipun Tiongkok gagal memenuhi ekspektasi. “Stok minyak global menuju tahun depan berada pada level yang relatif rendah. Ke depan, data ekonomi Tiongkok diperkirakan akan membaik seiring implementasi langkah-langkah stimulus pada 2025. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah di AS dan wilayah lainnya seharusnya mendukung konsumsi minyak,” tambahnya.

Tiongkok juga telah mengeluarkan kuota impor minyak mentah setidaknya sebesar 152,49 juta metrik ton untuk kilang independen dalam batch kedua untuk tahun 2025, menurut sumber perdagangan pada Senin.

Fokus pada Data Ekonomi
Bank Dunia baru-baru ini merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk 2024 dan 2025. Namun, Bank Dunia memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang masih lemah serta tantangan di sektor properti dapat menjadi hambatan bagi pemulihan ekonomi tahun depan.

Investor saat ini menantikan survei PMI manufaktur Tiongkok yang akan dirilis pada Selasa (31/12) dan survei ISM AS untuk bulan Desember yang dijadwalkan pada Jumat (5/1). Kedua data ini akan memberikan gambaran penting mengenai prospek permintaan minyak di masa mendatang.

Dengan pengawasan ketat terhadap perkembangan ekonomi global, pergerakan harga minyak ke depan akan sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dari Tiongkok dan kebijakan moneter di berbagai negara besar.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.