Masa depan Emas bergantung pada pemulihan hubungan tradisionalnya atau bergantung pada permintaan bank sentral yang berkelanjutan.
Reli logam mulia tahun ini, yang terbaik sejak 2010, mencerminkan daya tarik safe haven di tengah pelonggaran moneter AS, ketidakpastian geopolitik, dan rekor pembelian bank sentral, terutama dari Pasar berkembang seperti Tiongkok. Namun, pengamatan yang lebih mendalam menunjukkan bahwa pendorong tradisional seperti suku bunga riil, Dolar, dan bahkan Pasar ekuitas telah memainkan peran yang terbatas.
Analisis multi-regresi menunjukkan bahwa aset-aset ini hanya menjelaskan sebagian kecil dari pergerakan harga Emas. suku bunga riil, yang biasanya merupakan pendorong terbalik yang kuat, menunjukkan hubungan yang tidak signifikan, sementara koefisien negatif Dolar yang lemah dan hubungan positif kecil ekuitas berjangka AS menunjukkan Emas terus menyimpang dari pola historisnya dalam lima tahun terakhir.
Kepemilikan ETF, barometer utama sentimen investor, terus menurun, menandakan memudarnya minat ritel dan institusional. Sebaliknya, bank sentral adalah kekuatan yang dominan.
Perkembangan di bidang kebijakan moneter AS adalah bagian lain dari teka-teki ini. Meskipun pelonggaran umumnya mendukung Emas, aliran ETF yang memudar dan ketahanan Dolar di tengah ketidakpastian era Trump menimbulkan pertanyaan tentang apakah reli Emas batangan dapat mempertahankan momentumnya.(ayu)
Sumber: Bloomberg
Kenaikan Harga Emas pada Tahun 2025 Mungkin Bergantung pada Bank Sentral
