Harga perak mengalami penurunan selama sesi perdagangan Eropa awal pada Senin (13/1), menyentuh level $30,20. Penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi AS memberikan tekanan pada harga komoditas yang dihargai dalam dolar AS.
Ekspektasi perlambatan dalam penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS (Fed) tahun ini, di tengah inflasi yang lamban dan pasar tenaga kerja yang kuat, dapat menekan harga perak dalam waktu dekat. Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan pada hari Jumat bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) naik sebesar 256.000 pada Desember dibandingkan dengan 212.000 sebelumnya, melebihi perkiraan sebesar 160.000. Selain itu, Tingkat Pengangguran turun menjadi 4,1% pada Desember dari 4,2% pada November.
Pada hari Jumat, Presiden Fed St. Louis, Louis Alberto Musalem, menyoroti perlunya lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga, menambahkan bahwa risiko inflasi terjebak antara 2,5% dan 3% meningkat pada saat pertemuan Desember.
Namun, aliran dana ke aset safe-haven karena ketidakpastian seputar kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dapat membantu membatasi penurunan harga perak. Selain itu, permintaan industri yang kuat, termasuk untuk aplikasi di elektronik, kendaraan listrik, dan panel surya, diperkirakan akan mendorong total permintaan hingga 1,21 miliar ons meskipun terjadi penurunan investasi fisik sebesar 16%, yang mendukung harga perak.