Harga perak (XAG/USD) berhasil pulih dari kerugian sebelumnya, diperdagangkan di sekitar $33,70 per troy ounce selama sesi Asia pada Kamis (27/3). Logam mulia ini mendapatkan momentum karena investor beralih ke aset safe-haven setelah pengumuman tarif otomotif AS yang memicu kekhawatiran akan potensi tindakan balasan pada pekan depan.
Sentimen risk-off meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah pada Rabu malam untuk memberlakukan tarif 25% pada impor otomotif, yang akan mulai berlaku pada 2 April. Namun, impor suku cadang otomotif diberikan keringanan selama satu bulan.
Selain itu, perak yang merupakan aset tanpa imbal hasil berpotensi menarik lebih banyak pembeli seiring dengan penurunan imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil obligasi AS tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing berada di sekitar 4,0% dan 4,34%. Dolar AS (USD) yang lebih lemah juga membuat perak lebih terjangkau bagi pembeli luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan terhadap logam abu-abu ini.
Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) kembali menegaskan proyeksi pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali tahun ini sesuai dengan perkiraan Desember lalu, tetapi tetap bersikap hati-hati. Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyoroti tantangan dalam menurunkan inflasi, dengan menyatakan, “Pasar tenaga kerja tetap kuat, tetapi tantangan terbesar adalah menyelesaikan tugas ini.” Pernyataannya sejalan dengan pandangan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat belum menjadi prioritas utama. Kashkari juga menekankan ketidakpastian kebijakan sebagai faktor yang memperumit kebijakan moneter bank sentral.
Pelaku pasar kini menantikan rilis data ekonomi AS yang penting, termasuk laporan Klaim Pengangguran Awal mingguan serta laporan akhir Produk Domestik Bruto (PDB) Tahunan Kuartal IV yang akan dirilis pada Kamis. Selain itu, data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan diumumkan pada Jumat—yang merupakan indikator inflasi favorit The Fed—dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter ke depan.