Harga minyak dunia sedikit menguat setelah sesi perdagangan yang lesu pada hari Senin, dengan para pelaku pasar terus mencermati langkah-langkah terbaru Amerika Serikat dalam perang dagang serta kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap ekspor minyak mentah Iran.
Minyak mentah Brent diperdagangkan di kisaran $65 per barel setelah naik tipis 0,2% pada awal pekan, sementara West Texas Intermediate (WTI) bertahan di sekitar $62 per barel. Sementara itu, Wall Street menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah minggu yang penuh gejolak akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang mengguncang pasar global.
Sentimen pasar global menunjukkan stabilisasi jangka pendek. Harga minyak mentah pun perlahan mulai mengalami pemulihan meskipun masih dibayangi ketidakpastian. Analis melihat bahwa setelah gelombang awal penetapan harga tarif terjadi, pasar kini bersiap menghadapi fase selanjutnya — yaitu dampak nyata terhadap permintaan global sebagai konsekuensi dari eskalasi perang dagang, kecuali jika ada perubahan kebijakan yang signifikan.
Sepanjang bulan ini, harga minyak telah turun sekitar $10, terutama dipicu kekhawatiran resesi global yang diperkirakan akan menurunkan permintaan energi secara drastis, khususnya di Amerika Serikat dan Tiongkok, dua negara konsumen minyak terbesar di dunia. Kekhawatiran ini juga mendorong banyak lembaga untuk merevisi turun proyeksi permintaan, serta membuat para analis memangkas estimasi harga minyak dalam jangka pendek.
Potensi kelebihan pasokan turut memperparah kekhawatiran tersebut, terutama setelah keputusan mengejutkan dari OPEC+ yang berencana mengembalikan produksi lebih awal dari jadwal semula. Langkah ini bisa menambah tekanan terhadap pasar minyak yang sudah rapuh, terutama jika tidak diimbangi oleh pemulihan permintaan yang seimbang.
Sementara itu, ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Perkembangan dalam pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran mengenai sanksi dan ekspor minyak akan menjadi penentu penting arah harga dalam beberapa minggu ke depan. Jika sanksi terhadap Iran mulai dilonggarkan, pasar bisa dibanjiri oleh pasokan baru yang makin memperparah ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan.
Dalam kondisi seperti ini, para investor dan pelaku industri energi diharapkan untuk tetap waspada terhadap fluktuasi yang tajam serta mengantisipasi dampak kebijakan ekonomi global terhadap dinamika harga minyak di pasar internasional.