Harga emas bergerak stabil pada perdagangan hari Selasa, mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar menjelang perkembangan terbaru dari pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang berlangsung di London. Di sisi lain, penguatan dolar AS menekan potensi kenaikan logam mulia ini.
Harga spot emas tercatat berada di level $3.330,46 per troy ounce pada pukul 06:48 GMT, sementara kontrak berjangka emas AS stagnan di kisaran $3.350,30. Indeks dolar (.DXY) menguat 0,2% terhadap sekeranjang mata uang utama, yang membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Fokus Pasar: Perundingan Dua Raksasa Ekonomi Dunia
Negosiasi antara dua ekonomi terbesar dunia ini mencakup berbagai isu penting, mulai dari tarif hingga pembatasan perdagangan logam tanah jarang (rare-earth metals). Pasar global menantikan hasil konkret dari pembicaraan ini yang berpotensi menjadi katalis bagi pergerakan harga emas dalam jangka pendek.
Menurut Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade, “Selama pembicaraan dagang AS-Tiongkok masih berlangsung, harga emas diperdagangkan dengan pola menahan diri, menunggu adanya kemajuan nyata antara dua kekuatan ekonomi global tersebut.”
Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa pemerintahannya sedang berada dalam posisi yang baik dalam proses negosiasi. Sebelumnya, kedua negara telah sepakat untuk menghentikan sementara penerapan tarif tambahan, memberikan sedikit angin segar bagi pasar finansial global.
Data Ekonomi China dan Potensi Dampak Terhadap Emas
Dari sisi fundamental, data terbaru dari China menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor mengalami perlambatan ke level terendah dalam tiga bulan terakhir akibat tekanan dari tarif AS. Selain itu, deflasi harga produsen (factory-gate deflation) mencapai titik terendah dalam dua tahun, menandakan tekanan ekonomi yang cukup serius di sektor manufaktur.
Kondisi ini turut mendorong permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas, terutama jika ketidakpastian ekonomi terus meningkat. Emas sering kali mendapatkan daya tarik lebih besar saat situasi geopolitik dan ekonomi tidak menentu.
Arah Kebijakan The Fed Menjadi Sorotan Berikutnya
Investor juga tengah menanti rilis data inflasi konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan pada hari Rabu. Hasil data ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.
“Jika inflasi bergerak sedikit lebih tinggi, itu masih dalam ekspektasi. Namun, jika lonjakannya signifikan, bisa memicu kekhawatiran di pasar dan mendorong pelarian modal ke aset safe haven seperti emas,” tambah Waterer.
Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas cenderung tampil lebih baik karena biaya peluang untuk menahan aset non-yielding ini menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, ekspektasi terhadap arah kebijakan moneter The Fed juga menjadi kunci pergerakan harga emas ke depan.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Sementara itu, harga spot perak melemah 0,5% menjadi $36,55 per ounce. Platinum turun 0,4% ke $1.211,90, dan palladium mencatatkan penurunan 0,8% ke level $1.066,28 per ounce. Pergerakan komoditas ini turut mencerminkan kehati-hatian pasar dalam merespons dinamika global saat ini.