Harga emas global mengalami penurunan signifikan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Pernyataan tersebut mengurangi permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai (safe haven), karena risiko geopolitik yang sebelumnya membayangi pasar mulai mereda. Pada Selasa (24/06), harga emas batangan sempat turun hingga 1%, menyentuh di bawah USD 3.335 per ons — meskipun rincian awal dimulainya gencatan senjata dan sikap resmi Israel terhadap perjanjian tersebut masih belum jelas.
Redanya Ketegangan Tekan Permintaan Safe Haven
Selama beberapa bulan terakhir, emas mengalami lonjakan harga tajam, mencatatkan kenaikan sekitar 28% sepanjang tahun ini. Lonjakan ini dipicu oleh ketegangan geopolitik global, terutama konflik di Timur Tengah, ketidakpastian ekonomi global, serta kebijakan proteksionis seperti tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump. Tak hanya itu, pembelian emas besar-besaran oleh bank sentral negara-negara berkembang juga turut memperkuat reli harga logam mulia ini.
Namun, dengan adanya sinyal perdamaian yang dibawa oleh pengumuman Trump, pelaku pasar mulai menarik diri dari aset-aset aman seperti emas. Investor kini cenderung mengalihkan portofolio mereka ke aset-aset yang lebih berisiko namun menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi. Hal ini mencerminkan perubahan cepat dalam sentimen pasar yang sangat dipengaruhi oleh dinamika geopolitik dan arah kebijakan global.
Data Pasar Menunjukkan Koreksi Harga Logam Mulia
Pada perdagangan tengah hari waktu Singapura, harga spot emas turun sebesar 0,6% menjadi USD 3.348,68 per ons. Sementara itu, Indeks Dolar Bloomberg turut mencatat pelemahan sebesar 0,3%, menandakan penurunan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Meski dolar melemah — yang biasanya mendukung harga emas — dampak dari berita gencatan senjata lebih dominan dalam menekan harga emas kali ini.
Komoditas logam mulia lainnya juga turut terdampak. Harga platinum mengalami penurunan, sementara pergerakan harga perak cenderung stagnan tanpa perubahan signifikan. Ini menandakan bahwa pasar logam mulia secara keseluruhan berada dalam fase konsolidasi, menyusul menurunnya tekanan risiko global.
Investor Pantau Perkembangan Lanjutan
Meskipun harga emas mengalami penurunan jangka pendek, pelaku pasar masih akan terus memantau dengan cermat implementasi nyata dari gencatan senjata Israel-Iran. Jika gencatan senjata tersebut berjalan lancar dan ketegangan benar-benar mereda, maka harga emas kemungkinan akan tetap tertekan. Namun sebaliknya, apabila kesepakatan tersebut batal atau kembali memicu konflik baru, minat terhadap aset safe haven dapat meningkat kembali.
Ketidakpastian ekonomi global, termasuk arah suku bunga bank sentral utama dunia serta potensi resesi di sejumlah negara maju, masih menjadi faktor jangka panjang yang dapat menjaga permintaan terhadap emas. Untuk saat ini, pasar sedang melakukan penyesuaian seiring berkurangnya faktor ketegangan politik Timur Tengah.
Kesimpulan
Pengumuman perdamaian antara Israel dan Iran oleh Presiden Trump menjadi pemicu utama koreksi harga emas dalam jangka pendek. Emas, sebagai instrumen perlindungan terhadap ketidakpastian, kehilangan daya tariknya ketika risiko geopolitik mulai mereda. Namun dalam konteks ekonomi global yang masih rapuh, logam mulia ini tetap menjadi aset strategis jangka panjang bagi investor yang mengutamakan stabilitas portofolio.