Harga Minyak naik tipis pada Kamis (2/10) setelah melemah dalam tiga sesi sebelumnya, seiring kekhawatiran akan gangguan lebih lanjut pada ekspor Minyak mentah Rusia memberi sedikit dukungan, meski kekhawatiran kelebihan pasokan di Pasar membatasi kenaikan.
Kontrak berjangka Brent naik 14 sen, atau 0,2%, menjadi $65,49 per barel pada 07:49 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 14 sen, atau 0,2%, ke $61,92 per barel.
“Ada kekhawatiran di Pasar lagi bahwa Minyak Rusia bisa terganggu,” kata Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS. “Namun selama belum terjadi gangguan, pergerakannya kecil.”
Para menteri keuangan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) pada Rabu mengatakan mereka akan mengambil langkah untuk meningkatkan tekanan pada Rusia dengan menarget pihak-pihak yang terus menambah pembelian Minyak Rusia dan pihak yang memfasilitasi penghindaran sanksi.
“Minat beli muncul ketika WTI mendekati level dukungan $60, sementara meningkatnya risiko geopolitik dan spekulasi tentang sanksi yang lebih ketat terhadap Minyak mentah Rusia juga memberi dukungan,” ujar Hiroyuki Kikukawa, kepala strategi di Nissan Securities Investment.
AS akan memberikan Ukraina intelijen untuk serangan rudal jarak jauh terhadap infrastruktur energi Rusia, kata dua pejabat kepada Reuters pada Rabu, mengonfirmasi laporan Wall Street Journal sebelumnya.
Langkah ini akan memudahkan Ukraina menghantam kilang, pipa, dan infrastruktur lainnya dengan tujuan mengurangi pendapatan dan Minyak bagi Kremlin, kata WSJ.
Sejumlah analis mengaitkan kenaikan harga dengan rebound teknikal, setelah Brent dan WTI sama-sama melemah pada Rabu.(yds)
Sumber: Reuters
Minyak Naik Tipis; Risiko Gangguan Ekspor Rusia Menopang
