Di dunia pasar global, lonjakan baru-baru ini pada Dolar AS terhadap mata uang utama dunia telah mereduksi daya tarik harga emas, mengirimnya dalam spiral penurunan. Trend bearish tetap tangguh, melukis gambaran ketidakpastian untuk hari-hari mendatang.
Perhatian: Kekuatan Meningkat Dolar AS
Daya tarik gemerlap emas baru-baru ini kehilangan sebagian kilauannya ketika Dolar AS menunjukkan kekuatan baru yang dimilikinya. Minggu lalu menyaksikan pergerakan ekstrim harga emas, dengan penurunan mencolok ke $1.800 per ons, hanya beberapa hari setelah berhasil memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa.
Minat: Menavigasi Perubahan Pasar
Seperti dilaporkan oleh Bisnis.com, Jakarta, harga emas secara global mengalami penurunan tajam ke level terendah dalam lebih dari sebulan selama sesi perdagangan lokal pada hari Senin. Ini menandai hari keenam berturut-turut penurunan, seiring gelombang kuat Dolar AS yang terus menekan logam berharga.
Dikutip dari Antara pada Selasa, 15 Agustus 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange mengalami penurunan sebesar $2,60 atau 0,13%, berakhir pada $1.944,00 per ons setelah mencapai tertinggi sesi sebesar $1.948,20 dan terendah sebesar $1.934,20.
Tren penurunan berlanjut, dengan kontrak emas berjangka merosot sebesar $2,30 atau 0,12% menjadi $1.946,60 pada Jumat, 11 Agustus. Penurunan berlanjut dengan penurunan sebesar $1,70 atau 0,09% menjadi $1.948,90 pada Kamis, 10 Agustus, dan penurunan lebih lanjut sebesar $9,30 atau 0,47% menjadi $1.950,60 pada Rabu, 9 Agustus.
Keinginan: Mengungkap Dampak Dolar AS yang Kuat
Lonjakan baru-baru ini pada Dolar AS terhadap mata uang utama lainnya telah memberikan beban berat pada harga emas dalam sesi perdagangan Senin. Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang pesaing utama, mengalami kenaikan sebesar 0,3% menjadi 103,19, menandai level tertinggi sejak 6 Juli, menurut data FactSet.
“Emas terus mengalami penurunan sejak pertengahan Juli, dan tampaknya trend bearish ini belum berakhir karena dominasi Dolar kembali,” ujar Edward Moya, seorang analis pasar senior di OANDA, seperti dikutip oleh MarketWatch.
Moya menunjukkan bahwa sementara para pedagang emas mungkin mengharapkan aliran safe-haven menuju emas, harapan ini terhambat karena penguatan signifikan Dolar AS yang disebabkan oleh pelemahan yuan.
Aksi: Mengungkap Prospek di Masa Depan
Pelemahan yuan Tiongkok ke level terlemah sejak November selama sesi perdagangan Senin, dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran atas sektor properti yang sarat utang. Yuan diperdagangkan pada 7,28 per Dolar AS, mengambang di level terlemah sejak awal November, menurut Dow Jones Market Data.
Kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September terus memberikan tekanan pada harga emas, karena para investor menanti rilis risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu, 16 Agustus 2023.
Para analis pasar memproyeksikan bahwa Dolar AS yang kuat dan potensi kenaikan suku bunga pada bulan September akan mendorong harga emas mendekati angka $1.900.
Dalam ranah logam berharga, perak untuk pengiriman bulan September mengalami penurunan sebesar 3,50 sen atau 0,15%, berakhir pada $22.708 per ons. Sementara itu, platinum untuk pengiriman bulan Oktober mengalami penurunan sebesar $7,80 atau 0,85%, berakhir pada $906,80 per ons.
Saat dinamika pasar terus bergeser, sorotan tetap pada kekuatan tak henti-hentinya Dolar AS dan pengaruhnya pada dunia yang rumit dari harga emas.