Dalam lanskap pasar global yang selalu berubah, harga emas baru-baru ini mengalami penurunan signifikan, menandai lima hari berturut-turut hingga akhir pekan lalu pada Jumat, 11 Agustus 2023. Penurunan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang telah memicu diskusi di kalangan investor dan analis di seluruh dunia.
Perhatian: Dilema Emas
Di dunia di mana indikator ekonomi dapat mengguncang sentimen dan membentuk keputusan, harga emas menjadi contoh utama dari permainan dinamika pasar dan kekuatan eksternal. Penurunan baru-baru ini, yang meliputi lima hari berturut-turut, tidak terjadi tanpa pemicu.
Minat: Pasar Sedang Bermain
Penurunan harga emas sebagian disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga Produsen (PPI) AS, yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Kenaikan PPI ini berkontribusi pada penguatan dolar AS, yang pada gilirannya memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas. Sentimen seputar kekuatan dolar AS, dipadukan dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, telah menekan harga emas.
Mengutip Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange terpangkas sebesar $2,30 atau 0,12 persen menjadi ditutup pada $1.946,60 per ons, setelah menyentuh level tertinggi sesi sebesar $1.953,60 dan terendah di $1.942,70.
Keinginan: Jalur Menuju Pemulihan
Saat hari-hari berlalu, kontrak emas menghadapi penurunan sebesar $1,70 atau 0,09 persen, ditutup pada $1.948,90 pada Kamis, 10 Agustus. Ini mengikuti penurunan sebesar $9,30 atau 0,47 persen pada Rabu, 9 Agustus, membawanya ke level $1.950,60, dan penurunan sebesar $10,10 atau 0,51 persen pada Selasa, 8 Agustus, mencapai $1.959,90.
Pada Jumat, 11 Agustus, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Indeks Harga Produsen AS, ukuran inflasi sebelum mencapai konsumen, naik sebesar 0,3 persen dari Juli ke Juli, dan naik sebesar 0,8 persen secara tahunan, setelah naik sebesar 0,2 persen secara tahunan pada Juni, kenaikan tahunan terendah sejak Agustus 2020. Meskipun terjadi kenaikan ini, para analis pasar percaya bahwa kenaikan harga grosir AS pada bulan Juli masih mencerminkan tren penurunan inflasi secara keseluruhan.
Aksi: Merencanakan Langkah ke Depan
Harga emas mengalami penurunan minggu ini, meskipun laporan inflasi AS pada Kamis, 10 Agustus, lebih ringan dari yang diperkirakan. Ketidakpastian tentang potensi munculnya tekanan inflasi kembali, bersama dengan kekhawatiran bahwa imbal hasil obligasi dan dolar AS mungkin terus meningkat, telah meredam permintaan akan logam mulia.
Indeks Dolar AS, ukuran greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sebesar 0,3 persen menjadi 102,85. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun naik sebesar 6 basis poin menjadi 4,162 persen dari 4,141 persen pada Kamis, 10 Agustus 2023, sore. Pada saat ini, Mary Daly, Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, menyatakan bahwa Fed masih memiliki lebih banyak pekerjaan dalam mengendalikan inflasi, meskipun data terbaru menunjukkan bahwa harga konsumen hanya naik sebesar 0,2 persen pada Juli.
Pembacaan awal Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan sedikit turun menjadi 71,2 dalam dua minggu pertama Agustus setelah mencapai puncak tertinggi selama 22 bulan sebesar 71,6 pada bulan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan indeks akan berada di 71,3.
“Emas terus mengalami penurunan perlahan menuju $1.900 per ons karena keraguan masih mengendap apakah Federal Reserve akan melakukan kenaikan suku bunga lagi dalam siklus saat ini, bahkan setelah data inflasi AS yang menggembirakan dari hari sebelumnya,” kata Rupert Rowling, seorang analis pasar di Kinesis Money.