Di dalam dunia pasar global yang selalu fluktuatif, harga emas kembali menjadi sorotan utama. Saat sesi perdagangan ditutup pada Rabu, 23 Agustus 2023, terlihat lonjakan yang mengesankan dalam harga emas. Momentum kenaikan ini didorong oleh pelemahan nilai dolar AS secara bersamaan dengan perubahan imbal hasil dari obligasi pemerintah AS.
Perhatian: Membongkar Fenomena Ini
Dalam serangkaian yang mencengangkan, harga emas mengalami kenaikan yang mencolok pada penutupan sesi perdagangan Rabu, memperpanjang kenaikan untuk sesi keempat secara beruntun. Daya dorong di balik lonjakan ini adalah pelemahan bersama dolar AS dan fluktuasi imbal hasil dari obligasi pemerintah AS.
Minat: Angka-Angka di Balik Kenaikan Ini
Menurut laporan dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan Desember di divisi Comex New York Exchange melonjak sebesar 22,10 dolar AS, kenaikan sebesar 1,15 persen, dan ditutup pada 1.948,10 dolar AS per ons. Ini datang setelah mencapai puncak sesi sebesar 1.949,70 dolar AS dan terendah sebesar 1.926,20 dolar AS.
Pada sesi perdagangan sebelumnya, kontrak emas berjangka mengalami kenaikan sebesar 3,00 dolar AS (0,16 persen), ditutup pada 1.926,00 dolar AS pada Selasa, 22 Agustus 2023. Sebelumnya, pada Senin, 21 Agustus 2023, harga emas naik sebesar 6,50 dolar AS (0,34 persen), ditutup pada 1.923,00 dolar AS. Selain itu, harga emas naik sebesar 1,30 dolar AS (0,07 persen) menjadi 1.916,50 dolar AS pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Runtutan kenaikan beruntun ini menandai pembalikan yang signifikan setelah sembilan penurunan beruntun. Penurunan harga emas yang tajam pada periode tersebut sebagian besar disebabkan oleh penguatan dolar AS dan fluktuasi imbal hasil dari obligasi pemerintah AS.
Keinginan: Mengintip Dinamika Pasar di Balik Layar
Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun sebesar 13 basis poin, mencapai 4,1.94 persen, mengikuti pengungkapan data yang menunjukkan penurunan dalam Indeks Manajer Pembelian (PMI) AS. Data ekonomi yang dirilis pada Rabu, 23 Agustus 2023, menunjukkan gambaran yang bercampur aduk. Indeks PMI Jasa AS yang awal dari S&P Global turun menjadi 51 pada Agustus dari angka 52,3 pada Juli. Angka ini meleset dari harapan pasar yang sebesar 52,2, mencerminkan ekspansi paling lambat dalam sektor jasa AS selama enam bulan terakhir.
Indeks PMI Manufaktur AS yang awal dari S&P Global juga mengalami penurunan, turun menjadi 47 pada Agustus dari angka 49 pada Juli. Angka ini jauh di bawah harapan pasar yang sebesar 52.
Departemen Perdagangan AS melaporkan peningkatan sebesar 4,4 persen dalam penjualan rumah baru pada bulan Juli, mencapai total 714.000 unit. Peningkatan yang konsisten dalam penjualan rumah baru telah berlangsung selama lebih dari setahun.
Tindakan: Menavigasi Jalur ke Depan
Para analis pasar memperkirakan lingkungan perdagangan emas yang cenderung bearish untuk sisa tahun ini. Prediksi mengindikasikan bahwa harga emas kemungkinan akan diperdagangkan dalam kisaran 1.850 hingga 1.950 dolar AS, dengan potensi penurunan hingga 1.800 dolar AS.
Di antara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan September naik sebesar 94,20 sen (4,02 persen), ditutup pada 24.392 dolar AS per ons. Sementara itu, platinum untuk pengiriman pada bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 12,70 dolar AS (1,37 persen), dan ditutup pada 938,20 dolar AS per ons.
Saat para investor menjelajahi lanskap dinamis dari pasar global, lonjakan harga emas yang dipicu oleh pelemahan dolar AS dan fluktuasi imbal hasil dari obligasi pemerintah AS menjadi bukti nyata akan permainan rumit dari faktor-faktor ekonomi yang membentuk dunia keuangan kita. Sementara prediksi mengisyaratkan potensi penurunan, masa depan tetap tidak pasti, dan jalur ke depan untuk harga emas tetap diawasi dengan cermat oleh para investor berpengalaman dan para pengamat yang ingin mengetahui lebih jauh.