Kilauan emas merasakan dampak ketika data ekonomi ritel dari Amerika Serikat mendorong reli dolar Amerika, bertahan dengan tangguh seiring berjalannya waktu.
Pendahuluan: Menangkap Perubahan Harga Emas
Di lanskap ekonomi global yang dinamis, harga emas mengalami koreksi sebagai respons terhadap data ekonomi ritel yang kuat dari Amerika Serikat. Data ini tidak hanya memengaruhi koreksi harga emas tetapi juga mendorong penguatan dolar AS dalam persaingannya yang sudah lama.
Dinamika Pasar: Wawasan dari Penelitian
Penelitian menunjukkan bahwa penurunan harga emas disebabkan oleh laporan Penjualan Ritel yang mengesankan dari Amerika Serikat. Laporan ini berhasil menghidupkan kembali minat pasar terhadap dolar AS, yang mulai redup karena spekulasi tentang pemotongan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2024.
Menurut tim, harga emas, meskipun masih di atas garis Kijun-Sen (biru), meluncur di bawah garis Tenkan-Sen (merah) pada indikator awan Ichimoku Kinko Hyo. Pola kumo bullish memberikan dukungan pada $1.964,30, mencerminkan koreksi dalam tren naik yang sedang berlangsung.
Saat ini, level resistensi untuk harga emas berada di posisi US$1.967 – US$1.970,30, sementara level dukungan berada di US$1.964,30 – $1.961,00.
Analisis Ahli: Pandangan Analis
Bertentangan dengan koreksi saat ini, analis menyarankan kemungkinan kenaikan harga emas dalam beberapa hari mendatang. Investor, katanya, mungkin akan menemukan momen yang tepat untuk beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan dan potensi keuntungan.
Perlambatan tingkat inflasi AS menjadi 3,2% tahunan, lebih rendah dari angka September sebesar 3,7% tahunan dan ekspektasi pasar sebesar 3,3%, memainkan peran krusial dalam membentuk pandangan ini.
Respons Pasar: Inflasi, Federal Reserve, dan Dolar
Analisis menunjuk pada data inflasi AS sebagai pendorong utama reli emas. Dalam skenario di mana inflasi AS menurun, emas cenderung menguat sementara nilai dolar AS cenderung melemah. Lebih dari itu, dia memperkirakan bahwa tren ini akan berlanjut, membuat hari ini menjadi kelanjutan dari tren penguatan yang diamati.
Data bulanan menunjukkan inflasi stagnan di AS, mencapai 0%. Inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, turun 4% tahunan dibandingkan September yang sebesar 4,1%.
Penurunan ini disambut baik oleh partisipan pasar global, karena meningkatkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve AS lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya. Pelaku pasar sekarang memprediksi bahwa Fed mungkin mulai memangkas suku bunga secepat Mei 2024. Alat CME FedWatch mencerminkan peluang 100% bahwa Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga saat ini pada Desember, naik dari 86% sebelum laporan inflasi.
Indikator Pasar: Dolar dan Imbal Hasil Surat Utang Bereaksi
Reaksi pasar terhadap data inflasi AS terlihat dalam indeks dolar, yang turun menjadi 104,08 pada perdagangan Selasa (14 November 2023)—tingkat terendah sejak 31 Agustus 2023. Imbal hasil dari Surat Utang AS berjangka 10 tahun juga melemah sebesar 4,45%, mencapai level terendah sejak 22 September 2023.
Di sisi lain, penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung menarik perhatian. Analisis meyakini bahwa ketidakpastian akibat situasi ini akan mendorong kenaikan harga emas. Ketidakpastian politik dan ekonomi umumnya membuat investor mencari perlindungan dalam aset yang lebih aman, seperti emas.
Tambahkan konflik di Timur Tengah dan faktor geopolitiknya yang secara historis memberikan dorongan pada kenaikan harga emas. Analisis memprediksi bahwa elemen-elemen ini juga akan memberikan dorongan positif bagi logam mulia.
Kesimpulan: Menavigasi Perubahan Harga Emas yang Dinamis
Sebagai kesimpulan, koreksi terkini dalam harga emas, yang dipicu oleh data ritel AS yang kuat, mencerminkan tarian rumit antara indikator ekonomi dan sentimen pasar. Saat para ahli mengantisipasi potensi pergerakan ke atas dalam beberapa hari mendatang, investor disarankan untuk tetap waspada dan menilai lanskap yang terus berkembang untuk peluang yang menguntungkan.