Minyak Lanjutkan Penurunan Setelah Persediaan AS Membengkak ke Level Tertinggi dalam Tiga Bulan

minyak

Minyak stabil setelah turun untuk pertama kalinya dalam lima hari karena peningkatan persediaan AS menunjukkan prospek permintaan yang lemah di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

West Texas Intermediate diperdagangkan dekat $76 barel setelah turun 2% pada hari Rabu, sementara minyak acuan global Brent ditutup di atas $81. Data Administrasi Informasi Energi mengonfirmasi bahwa stok nasional telah meningkat hingga mencapai level tertinggi sejak Agustus.

Perdagangan minyak mentah telah diterpa oleh sinyal-sinyal yang bertentangan selama beberapa pekan terakhir, dengan harga yang merosot ke level terendah dalam tiga bulan pada Rabu lalu sebelum mengurangi sebagian dari penurunan tersebut. Badan Energi Internasional mengatakan pada hari Selasa bahwa pertumbuhan produksi berarti pasar tidak akan seketat yang diperkirakan pada kuartal ini, sementara OPEC pada hari Senin menyoroti tren permintaan yang kuat.

Data EIA juga menunjukkan beberapa ambiguitas, dengan penurunan persediaan produk AS menandakan permintaan yang lebih kuat terhadap bensin, solar dan bahan bakar jet, yang akan meningkatkan konsumsi minyak mentah.

Penasihat keamanan energi Presiden Joe Biden, Amos Hochstein, mengatakan AS akan memberlakukan sanksi terhadap lebih dari 1 juta barel per hari ekspor minyak dari Iran di tengah konflik di Timur Tengah. Kebangkitan kembali aliran minyak dari Venezuela setelah pelonggaran pembatasan oleh AS dapat membantu mengimbangi hilangnya pasokan, dengan Vitol Group menyewa supertanker untuk memuat minyak dari negara Amerika Latin tersebut.

WTI untuk pengiriman Desember turun 0,3% menjadi $76,45 per barel pada pukul 7:39 pagi di Singapura.

Brent untuk bulan Januari turun 1,6% menjadi $81,18 per barel pada hari Rabu.(mrv)

Sumber : Bloomberg

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.