Perhatian: Kilauan Pudar saat Harga Emas Turun
Puncak kilauan harga emas mengalami sedikit kendala, meredupkan sinarnya setelah mencapai puncak di US$2.137,25 per ons. Penyebabnya? Investor menyesuaikan kembali harapan mereka mengenai kebijakan suku bunga The Fed.
Minat: Lonjakan Singkat dan Dilema Federal Reserve
Menurut analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, harga emas melonjak ke rekor baru di awal sesi Asia kemarin, didorong oleh kepercayaan yang meningkat terhadap pemotongan suku bunga setelah komentar Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat lalu.
Namun, kilauannya memudar seiring harga berjangka turun 4,14% menjadi US$2.047,55 per ons pada penutupan Senin, setelah mencapai level tertinggi sebelumnya di US$2.137,25 per ons, seperti dilaporkan oleh Investing.com. Sementara itu, harga emas spot juga mengalami penurunan tajam sebesar 4,16%, menjadi US$2.029,47 per ons setelah menyentuh level tertinggi sebelumnya di US$2.120,20 per ons.
Federal Reserve tampaknya berada di jalur untuk mengakhiri kebijakan suku bunga yang hawkish. Namun, tantangan terletak pada memberikan sinyal kapan dan bagaimana pemangkasan suku bunga akan terjadi.
Keinginan: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Emas
Faktor krusial yang berkontribusi pada penurunan adalah kenaikan indeks dolar sebesar 0,5%, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Begitu juga, imbal hasil obligasi Treasury AS dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan.
Investor sekarang melihat peluang pemotongan suku bunga pada bulan Maret sebesar 57%, turun dari 63% pada Jumat sebelumnya. Harapannya adalah suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya untuk memiliki emas.
Data terbaru yang menunjukkan penurunan tekanan inflasi dan pasar tenaga kerja yang mereda lebih lanjut memperkuat spekulasi mengenai pemotongan suku bunga lebih awal. Dalam konteks ini, pasar emas terus memantau perkembangan dan sinyal dari Federal Reserve untuk mengantisipasi arah selanjutnya dari harga emas.
Dalam analisis Fischer, dia memprediksi penurunan jangka pendek pada emas (XAUUSD), menciptakan anomali dalam pasar yang sebelumnya menunjukkan momentum kenaikan yang signifikan. Namun, dia menegaskan bahwa setelah fase penurunan ini, emas kemungkinan akan melanjutkan tren kenaikan.
Aksi: Wawasan Teknis dan Sentimen Pasar
Dari segi teknis, analis Kitco, Jim Wyckoff, mencatat penjualan tajam dalam harga emas berjangka, menandai “reversal utama” bearish pada grafik harian. Ini menunjukkan bahwa sentimen bullish mungkin telah habis, menandakan puncak pasar jangka pendek.
Di sisi lain, Wyckoff menyatakan bahwa sentimen bullish masih memiliki keunggulan teknikal jangka pendek. Harga emas telah berada dalam tren naik selama dua bulan pada grafik harian.
Wyckoff menetapkan target bullish berikutnya pada penutupan di atas level resisten rekor tertinggi di US$2.152,30. Sebaliknya, target bearish berikutnya berada di bawah dukungan teknis solid di US$2.000,00.
Di tengah penurunan tajam, seorang analis senior di Oanda Asia Pacific Pte Ltd menyarankan bahwa penjualan setelah mencapai puncak sebagian besar dipicu oleh order stop loss, menekankan adanya tren penurunan jangka pendek.
Meskipun mengalami penurunan baru-baru ini, harga emas tetap didukung oleh berbagai faktor, mulai dari gelombang pembelian oleh pemerintah dan bank sentral hingga ketidakpastian geopolitik, dengan 41% populasi dunia menghadapi pemilihan umum mendatang, termasuk di Indonesia.
Sebagai kesimpulan, meskipun prospek jangka pendek mungkin mengalami penurunan, respons pasar emas terhadap berita ekonomi dan geopolitik menunjukkan potensi pemulihan, terutama jika kondisi ekonomi dan politik di AS terus menunjukkan ketidakpastian.