Di awal Selasa, 9 Januari 2024, futures emas di divisi COMEX New York Mercantile Exchange mengalami penurunan. Penurunan ini dipicu oleh data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan, menantang prediksi awal dan berdampak signifikan pada dinamika pasar.
Angka Bicara
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari mengalami penurunan sebesar $16,30 atau 0,80%, ditutup pada $2.033,50 per ons. Perubahan tren ini merupakan respons langsung terhadap data non-farm payrolls AS yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat sebelumnya. Antisipasi potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Maret, yang awalnya mendukung harga emas, mengalami respons yang lebih moderat karena angka ketenagakerjaan yang kuat.
Sentimen Pasar dan Indikator Masa Depan
Pengamat pasar telah mengamati kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada Maret 2024. Namun, lonjakan baru-baru ini dalam non-farm payrolls telah menyebabkan penilaian ulang terhadap harapan tersebut. Sikap teguh Federal Reserve dalam menjaga suku bunga tetap tinggi untuk periode yang lebih lama telah mendorong para trader untuk menyesuaikan prediksi mereka, memasukkan unsur ketidakpastian ke dalam pasar emas.
Analisis Ahli
Menurut Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX), berbagai faktor saat ini memengaruhi harga emas. Ini termasuk harapan terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve dan lanskap ekonomi global. Fischer menunjukkan bahwa ekspektasi awal mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Maret 2024, menjadi pendorong kenaikan harga emas awal pekan ini. Namun, para trader telah mengurangi harapan ini, mengingat sikap umum Federal Reserve yang suku bunganya kemungkinan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Prediksi dan Faktor yang Berperan
Fischer memprediksi potensi penurunan harga emas (XAUUSD) hari ini, dikaitkan dengan penguatan Dolar AS dan kenaikan imbal hasil AS, yang terus menunjukkan kecenderungan naik. Penguatan Dolar AS tetap menjadi faktor utama yang memberikan tekanan pada harga emas. Selain itu, kenaikan imbal hasil menjadi faktor tambahan yang memperkuat prediksi penurunan harga emas.
Namun, di tengah-tengah faktor ini, kondisi ekonomi global yang memburuk dan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan di AS, Asia, dan zona Euro, memberikan sedikit harapan bagi harga emas. Investor cenderung melihat emas sebagai aset safe haven dalam situasi ketidakpastian ekonomi, dan dengan adanya indikasi perlambatan pertumbuhan, emas mungkin siap untuk menguat dalam beberapa bulan mendatang.
Kesimpulan
Saat kita menavigasi tarian rumit indikator ekonomi, masa depan harga emas tetap tidak pasti. Meskipun tekanan jangka pendek dari Dolar AS yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil dapat menyebabkan penurunan, lanskap ekonomi global yang lebih luas memberi petunjuk akan potensi kebangkitan emas. Investor disarankan untuk tetap waspada, karena permainan rumit faktor terus membentuk takdir logam mulia ini.