Wall Street Dijegal Imbal Hasil Treasury, Dua Indeks Utama Turun: Menavigasi Tantangan Pasar

Wall Street

Di awal Rabu, 10 Januari 2024, Wall Street menyaksikan penurunan, ditekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury, dan ditutup lebih lemah. Para investor mendapati diri mereka mengevaluasi waktu dan sejauh mana pemotongan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2024 seiring dengan data inflasi yang penting.

Perhatian: Turbulensi Pasar dan Imbal Hasil Treasury

Wall Street mengalami penurunan, dipengaruhi oleh lonjakan imbal hasil Treasury, sementara investor dengan cemas mengukur potensi pemotongan suku bunga Federal Reserve menghadapi data inflasi yang mendesak. Dow Jones Industrial Average (.DJI) mengalami penurunan 157,85 poin, atau 0,42%, berakhir pada 37.525,16. S&P 500 (.SPX) kehilangan 7,04 poin, atau 0,15%, mencapai 4.756,50, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) mengalami kenaikan tipis sebesar 13,94 poin, atau 0,09%, mencapai 14.857,71.

Gerakan naik yang terlambat membantu Nasdaq kembali ke wilayah positif untuk hari ini. Namun, mayoritas dari 11 sektor kunci S&P melemah, dengan sektor energi (.SPNY) menjadi sektor yang paling lemah dengan penurunan sebesar 1,63%, dan sektor teknologi (.SPLRCT) memimpin empat sektor yang mengalami kenaikan dengan kenaikan hanya 0,25%.

Minat: Spekulasi Pasar dan Harapan Bank Sentral

Senin melihat lonjakan harga saham, dengan Nasdaq dan S&P 500 mencatatkan kenaikan harian pertama mereka lebih dari 1% sejak 21 Desember. Harapan bank sentral untuk secara bertahap menurunkan suku bunga setelah Maret mengakibatkan penurunan probabilitas alat FedWatch dari CME dari 79% minggu lalu menjadi 65,7% untuk melakukan pemotongan setidaknya 25 basis poin pada bulan tersebut.

Spekulasi mengenai langkah-langkah The Fed dan antisipasi pasar obligasi terhadap penurunan suku bunga yang dimulai pada Maret mendorong Tim Ghriskey, seorang ahli strategi portofolio senior, untuk memperingatkan agar tidak membuat kesimpulan terlalu cepat. Ghriskey menekankan bahwa pasar seharusnya merespons berdasarkan pendapatan konkret dan data, menyoroti ketidakpastian reaksi pasar.

Keinginan: Jongkok Moneter yang Seimbang

Pejabat Federal Reserve menyajikan pandangan yang berbeda mengenai kebijakan moneter, dengan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menekankan perlunya menjaga kebijakan ketat, sementara Gubernur Fed Michelle Bowman melonggarkan pandangannya yang hawkish, menandakan kesiapan mendukung penurunan suku bunga seiring dengan meredanya inflasi. Fokus investor kini beralih ke pernyataan Wakil Ketua Fed untuk Pengawasan Michael Barr mengenai prospek kebijakan.

Pasar obligasi melampaui saham, dengan jumlah obligasi yang menurun melebihi jumlah saham yang naik dengan rasio 2,1 banding 1 di NYSE, dan di Nasdaq, rasio tersebut menjadi 1,7 banding 1. S&P 500 mencatatkan 12 titik tertinggi baru dalam 52 minggu tanpa titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatatkan 90 titik tertinggi baru dan 87 titik terendah baru.

Aksi: Jalan ke Depan bagi Investor

Sementara investor bersiap menghadapi lebih banyak pasokan Treasury dan menantikan data Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI), musim pendapatan tidak resmi dimulai Jumat, dengan laporan dari bank-bank besar seperti JPMorgan. Pasar tetap peka terhadap setiap petunjuk pemotongan suku bunga dan tekanan inflasi.

Sebagai kesimpulan, lanskap pasar saat ini menuntut pendekatan dengan hati-hati. Keputusan kebijakan Federal Reserve, rilis data ekonomi, dan laporan pendapatan perusahaan akan terus mempengaruhi sentimen investor. Dalam menghadapi ketidakpastian, tetap berinformasi dan menempatkan portofolio secara strategis akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh dinamika Wall Street yang terus berkembang.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.