Dampak Serangan Rudal Houthi terhadap Harga Minyak

Minyak

Pasca serangan rudal Houthi terhadap sebuah kapal tanker di Laut Merah dan proyeksi penurunan ekspor turunan minyak Rusia, harga minyak dunia mengalami lonjakan pada Senin (29/1/2024). Serangan tersebut menyasar kapal yang dioperasikan oleh Trafigura, perusahaan berbasis di Singapura, yang kemudian mengakibatkan kenaikan harga minyak mentah sebesar 1%.

Perhatian: Meningkatnya Ketegangan Mendorong Harga Minyak Mentah

Serangan rudal oleh pemberontak Houthi langsung mempengaruhi harga minyak mentah, dengan kontrak berjangka Brent naik sebesar 83 sen menjadi $84,38 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan sebesar 78 sen, mencapai $78,79 per barel. Kenaikan ini menandai minggu kedua berturut-turut harga naik, menetap pada level tertinggi dalam hampir dua bulan selama perdagangan Jumat (26/1/2024).

Lonjakan ini dipicu oleh kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah dan Rusia. Pertumbuhan ekonomi positif di Amerika Serikat dan tanda-tanda stimulus dari China diharapkan akan lebih meningkatkan permintaan, berkontribusi pada kenaikan harga minyak.

Minat: Evaluasi Risiko Keamanan dan Proyeksi Penurunan Ekspor

Trafigura, pedagang komoditas utama, menyampaikan kekhawatiran terkait keamanan operasi maritim di Laut Merah setelah serangan tersebut. Analis mencatat bahwa awalnya gangguan dari serangan Houthi terbatas, namun situasi berubah pada Jumat (26/1) setelah kapal tanker minyak yang dioperasikan oleh Trafigura terkena rudal di lepas pantai Yaman.

Menurut analis ANZ, ancaman Houthi saat ini merupakan risiko signifikan bagi kapal-kapal yang terkait dengan AS dan Inggris. Hal ini membuat pasar mempertimbangkan kembali risiko dari gangguan tersebut.

Di sisi lain, pedagang dan data pelacakan kapal dari London Stock Exchange Group (LSEG) menyarankan bahwa Rusia mungkin akan mengurangi ekspornya naphtha, bahan baku petrokimia, sekitar 127.500 hingga 136.000 barel per hari. Penurunan ini, sekitar sepertiga dari total ekspor, berasal dari gangguan yang memengaruhi operasi kilang di Laut Baltik dan Laut Hitam.

Keinginan: Pertemuan OPEC+ dan Kebijakan Produksi Mendatang

Melihat ke depan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, dijadwalkan mengadakan pertemuan online pada 1 Februari 2024. Menteri dari negara-negara anggota, yang dipimpin oleh Rusia, akan berkumpul untuk membahas keputusan produksi potensial untuk April ke depan.

Meskipun ada spekulasi tentang OPEC+ mempertimbangkan pemangkasan produksi minyak dalam beberapa minggu mendatang, satu sumber menyatakan bahwa pertemuan 1 Februari 2024 mungkin terlalu dini untuk menetapkan kebijakan produksi lebih lanjut. Hasil pertemuan ini akan menjadi penentu arah harga minyak dan dinamika pasokan ke depannya.

Aksi: Menavigasi Ketidakpastian dan Memantau Perkembangan

Seiring lanskap geopolitik yang semakin kompleks memperkenalkan kompleksitas pada pasar minyak global, para pedagang dan investor disarankan untuk tetap waspada. Situasi yang terus berkembang di Laut Merah dan penyesuaian produksi oleh negara-negara produsen minyak utama kemungkinan akan terus memengaruhi harga minyak dalam waktu dekat.

Sebagai kesimpulan, serangan Houthi baru-baru ini terhadap kapal tanker dan perkembangan selanjutnya di pasar minyak menekankan perlunya pendekatan strategis untuk menavigasi ketidakpastian. Mengamati hasil pertemuan OPEC+ dan tetap terinformasi tentang perkembangan geopolitik akan menjadi kunci untuk membuat keputusan yang terinformasi di lingkungan yang dinamis dan penuh tantangan ini.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.