Di ranah keuangan global, harga emas telah melonjak ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh spekulasi meningkatnya pemotongan suku bunga pada bulan Juni oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed).
Emas Capai Puncak Tiga Bulan
Pada hari Senin, dunia menyaksikan kenaikan luar biasa dalam harga emas, didorong oleh harapan yang tumbuh akan pemotongan suku bunga Juni oleh The Fed. Harga emas spot melonjak 1,4%, mencapai $2.113,28 per ons pada pukul 14:10 ET (1910 GMT), menandai titik tertinggi sejak 4 Desember. Demikian pula, harga emas berjangka AS ditutup sekitar 1,5% lebih tinggi pada $2.126,3.
Pengaruh Sentimen Pasar
Harga emas mengalami lonjakan sebesar $50 selama seminggu terakhir, didorong oleh perlambatan manufaktur AS dan belanja konstruksi, bersama dengan tekanan harga yang lebih lemah. Para analis memperkirakan bahwa harga emas bisa dengan mudah melampaui rekor tertingginya sebelumnya, mengaitkan tren ini dengan sikap yang mungkin dovish dari Ketua Fed Jerome Powell, yang diharapkan membahas masalah ini dua kali minggu ini.
Indikator pasar menunjukkan probabilitas 66% pemotongan suku bunga Fed pada bulan Juni, menurut Alat Pantau CME Fed. Para analis seperti Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, memperkirakan tren naik berkelanjutan dalam harga emas jika angka inflasi tetap terkendali.
Dinamika Emas di Tengah Indikator Ekonomi
Emas secara tradisional mengalami tekanan ketika suku bunga AS tinggi untuk mengendalikan inflasi, karena hal itu meningkatkan imbal hasil aset pesaing seperti obligasi dan memperkuat dolar, sehingga membuat emas lebih mahal untuk dibeli dengan mata uang asing.
Tegangan geopolitik global telah meredakan minat penjualan pendek, memperkuat kredibilitas peluang pembelian dalam tren pasar saat ini. Sentimen ini mendorong harga emas benchmark London mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $2.098,05 per troy ounce, melampaui rekor sebelumnya yang dicatat pada 28 Desember.
Secara lebih luas, platinum naik 1,1% menjadi $897,10 per ons, sementara paladium naik 0,5% menjadi $960,50. Sementara itu, harga perak di pasar spot naik 2,8% menjadi $23,79.
Wawasan Ahli dan Prediksi Pasar
Paolo Liszman, Kepala Riset dan Pengembangan di DCFX, menekankan dua sentimen signifikan yang mempengaruhi pergerakan emas minggu ini: data Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) dan data NFP Amerika Serikat. Dia memperkirakan emas akan mempertahankan lintasannya yang naik, dengan harga mencapai rekor baru $2.160 per troy ounce.
Di ranah investor, keraguan muncul mengenai stabilitas USD, terutama dalam upaya dedolarisasi dan peningkatan utang AS yang signifikan. Keraguan ini mendorong investor menuju emas sebagai aset safe haven, membuka peluang investasi yang signifikan. Investor yang mencari perlindungan dari fluktuasi mata uang dapat melihat emas sebagai pilihan yang menjanjikan dalam jangka panjang.
Andrew Fischer, seorang analis di Deu Calion Futures (DCFX), menyoroti tren bullish berkelanjutan dalam emas, tanpa faktor negatif yang signifikan di depan. Kurangnya kepercayaan yang semakin meningkat terhadap dolar AS menjadi kontributor utama terhadap tren naik ini, didorong oleh ketidakpastian mengenai stabilitas mata uang tersebut.
Kesimpulan: Memanfaatkan Saat Ini
Lanskap keuangan global saat ini menggambarkan gambaran yang menggugah bagi para investor emas. Saat ketegangan geopolitik meningkat dan indikator ekonomi fluktuatif, emas muncul sebagai lambang stabilitas dan peluang. Dengan sentimen pasar cenderung dovish Fed dan ketidakpastian investor yang semakin meningkat terhadap USD, harga emas siap untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Sekarang adalah saatnya bagi para investor untuk menilai portofolio mereka dan mempertimbangkan inklusi strategis emas sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar dan fluktuasi mata uang. Seperti pepatah yang mengatakan, di saat ketidakpastian, emas bersinar paling terang.