Harga Emas Tergelincir: Aksi Taking Profit dan Data Inflasi AS

Emas Global

Pada penutupan perdagangan Kamis (16/5/2024), harga emas mengalami penurunan signifikan. Penyebab utama dari penurunan ini adalah aksi taking profit oleh para investor setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Data ini memperkuat harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga pada tahun ini.

Dampak Data Inflasi AS

Menurut laporan Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$2.379,60 per ounce. Penurunan ini terjadi setelah harga emas sempat mencapai level tertinggi sejak 19 April di awal sesi. Sebagai perbandingan, emas spot naik lebih dari 1% pada hari sebelumnya, Rabu (15/5). Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup 0,4% lebih rendah pada US$2.385,50 per ounce.

Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menyatakan bahwa pasar emas mengalami tekanan ambil untung rutin oleh para pedagang berjangka jangka pendek setelah kenaikan baru-baru ini. Selain itu, penguatan indeks dolar AS pada hari tersebut juga menambah tekanan terhadap harga emas.

Peran Indeks Dolar dan Suku Bunga

Indeks Dolar (.DXY) naik 0,2% terhadap mata uang utama lainnya setelah mencapai level terendah dalam beberapa bulan di sesi sebelumnya. Kenaikan ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa harga konsumen AS naik kurang dari perkiraan pada bulan April. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan emas.

Selain itu, Presiden Fed Bank of New York, John Williams, menyatakan bahwa meskipun ada berita positif tentang pendinginan inflasi, hal ini belum cukup untuk mendorong bank sentral AS menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga biasanya meningkatkan permintaan emas. Namun, dengan suku bunga tetap tinggi, emas menjadi kurang menarik sebagai investasi.

Proyeksi Pasar dan Harga Emas

Para pelaku pasar memperkirakan sekitar 68% kemungkinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September. Proyeksi ini didasarkan pada alat FedWatch CME. Dalam sebuah catatan, unit analisis Fitch Solutions BMI menyatakan bahwa dolar AS yang lebih lemah, penurunan imbal hasil obligasi AS, serta meningkatnya ketegangan geopolitik telah memberikan dukungan terhadap harga emas selama seminggu terakhir. Mereka memperkirakan harga emas akan tetap di atas US$2.250 per ounce dalam beberapa bulan mendatang.

Perbandingan dengan Logam Mulia Lainnya

Selain emas, harga perak spot juga mengalami penurunan 0,2% menjadi US$29,63 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak Februari 2021 di awal sesi. Harga paladium kehilangan sekitar 2% menjadi US$989,62 per ounce, sementara harga platinum turun 0,3% menjadi US$1.060,90 per ounce setelah mencapai level tertinggi satu tahun di awal sesi.

Langkah Selanjutnya bagi Investor

Bagi para investor, penurunan harga emas ini bisa dianggap sebagai peluang untuk melakukan pembelian, mengingat proyeksi jangka panjang yang masih optimis terhadap harga emas. Investor disarankan untuk memantau perkembangan inflasi dan kebijakan suku bunga The Fed, karena faktor-faktor ini akan terus mempengaruhi harga emas.

Kesimpulan

Harga emas tergelincir akibat aksi taking profit dan rilis data inflasi AS. Penguatan indeks dolar dan ekspektasi suku bunga yang tetap tinggi menambah tekanan terhadap harga emas. Namun, dengan proyeksi penurunan suku bunga di masa mendatang, emas masih dianggap sebagai investasi yang menarik. Para investor perlu terus memantau dinamika pasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas, investor dapat membuat strategi investasi yang lebih informatif dan menguntungkan. Teruslah mengikuti berita dan analisis terbaru untuk memastikan bahwa Anda selalu berada di posisi terbaik dalam pasar yang dinamis ini.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.