Harga perak turun kembali dari kenaikannya baru-baru ini, diperdagangkan sekitar $30,50 per troy ounce selama sesi Asia pada hari Selasa (4/6). Koreksi ke atas terhadap imbal hasil Treasury AS mengurangi permintaan terhadap aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti Perak.
Namun, harga Perak dapat membatasi penurunannya karena meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada tahun 2024. Sentimen ini diperkuat oleh penurunan tak terduga dalam PMI Manufaktur ISM menjadi 48,7 di bulan Mei, turun dari angka di bulan April sebesar 49,2 dan di bawah perkiraan sebesar 49,6. Sektor manufaktur AS mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut, yang merupakan kontraksi ke-18 dalam 19 bulan terakhir.
Para pedagang semakin bertaruh pada kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) AS pada tahun ini. Menurut CME FedWatch Tool, terdapat hampir 60% kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga kebijakannya setidaknya 25 basis poin pada bulan September.
Daya tarik Silver sebagai aset safe haven dipengaruhi oleh meredanya ketegangan konflik Israel-Hamas di Timur Tengah. Seperti dilansir Reuters pada Senin, AS sedang mencari dukungan dari Dewan Keamanan PBB atas usulan Presiden Joe Biden untuk menghentikan pertempuran antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza. Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan enggan menerima proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden Biden di Gaza pada hari Minggu. (Arl)
Sumber : Fxstreet