Harga Emas Stabil di Asia, Fokus Pada Pidato Powell dan Data Ekonomi AS

Emas

Harga emas tetap stabil dalam perdagangan Asia pada Kamis, tetap mendekati level tertinggi sepanjang masa. Pasar saat ini menanti pidato dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dianggap sangat penting, sementara sejumlah data ekonomi kunci AS juga akan dirilis dalam waktu dekat.

Emas Dekat Rekor Tertinggi

Harga emas spot naik 0,2% menjadi $2.661,78 per ounce, sementara harga emas berjangka yang akan jatuh tempo pada Desember juga stabil di $2.685,0 per ounce pada pukul 00:18 ET (04:18 GMT). Harga emas spot sempat mencapai rekor tertinggi $2.670,52 pada hari Rabu.

Fokus investor kini tertuju pada pidato Jerome Powell yang akan berlangsung hari ini. Setelah beberapa pejabat Fed memberikan sinyal campuran tentang kebijakan pemotongan suku bunga ke depan, pasar berharap Powell akan memberikan petunjuk lebih jelas tentang arah kebijakan moneter AS.

Sinyal Kebijakan Moneter dari Federal Reserve

Beberapa pejabat Federal Reserve telah mendukung keputusan bank sentral untuk melakukan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) minggu lalu. Namun, ada perbedaan pandangan mengenai bagaimana pemotongan suku bunga selanjutnya akan dilaksanakan. Para pejabat ini mengisyaratkan bahwa keputusan lebih lanjut akan didasarkan pada data ekonomi yang masuk.

Menurut analis Citi, siklus pelonggaran moneter ini bisa mengakibatkan penurunan suku bunga hingga 125 bps sebelum akhir tahun. Namun, sikap Federal Reserve terhadap pelonggaran lebih lanjut masih sangat bergantung pada data ekonomi terbaru.

Data Ekonomi AS yang Menjadi Sorotan

Selain pidato Powell, beberapa data ekonomi utama juga akan menjadi perhatian investor. Data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua yang telah direvisi akan dirilis pada hari Kamis, bersama dengan data klaim pengangguran mingguan. Selain itu, pada hari Jumat, data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan indikator inflasi pilihan Fed, juga akan dirilis.

Tekanan pada Logam Industri, Terutama Tembaga

Selain emas, harga tembaga juga menunjukkan stabilitas setelah reli baru-baru ini yang membawa harga ke level tertinggi dua bulan. Sentimen pasar terhadap logam industri ini sedikit menurun setelah stimulus tambahan dari Cina, sebagai importir tembaga terbesar dunia, tampak mulai memudar.

Pasar logam, secara umum, berada di bawah tekanan karena penguatan dolar AS. Mata uang dolar mengalami rebound dari posisi terendah satu tahun seiring spekulasi pasar mengenai bagaimana Fed akan mengelola kebijakan penurunan suku bunga lebih lanjut setelah pemotongan 50 bps pekan lalu.

Pengaruh Dolar Terhadap Pasar Logam

Penguatan dolar AS cenderung memberi tekanan pada pasar logam, termasuk emas dan tembaga. Sebagai mata uang yang digunakan dalam perdagangan global, penguatan dolar membuat harga logam menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Kondisi ini sering kali mengurangi permintaan dan menyebabkan tekanan turun pada harga logam.

Namun, karena ketidakpastian terkait arah kebijakan Fed dan data ekonomi yang akan segera dirilis, pasar tetap dalam mode waspada, menantikan perkembangan lebih lanjut.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pasar emas dan logam industri saat ini bergerak stabil namun dengan tekanan dari penguatan dolar dan ketidakpastian kebijakan Fed. Semua mata tertuju pada pidato Jerome Powell dan rilis data ekonomi AS yang akan sangat memengaruhi arah kebijakan moneter ke depan dan, pada akhirnya, harga logam di pasar global.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.