Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Data Inflasi China dan Ketidakpastian Stimulus Ekonomi

Penurunan Harga Minyak Mentah

Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan sekitar 1,5% pada awal perdagangan Senin (14/10/2024). Penurunan ini didorong oleh kekhawatiran terhadap data inflasi China dan ketidakpastian rencana stimulus ekonomi yang dapat memengaruhi permintaan minyak global.

Harga Minyak Mentah Berjangka:

  • Brent turun sebesar US$1,26 (1,59%) menjadi US$77,78 per barel.
  • West Texas Intermediate (WTI) AS turun sebesar US$1,20 (1,59%) menjadi US$74,36 per barel.

Faktor Penyebab: Data Ekonomi China yang Melemah

Berita negatif dari China, termasuk penurunan inflasi dan lambatnya kejelasan terkait stimulus ekonomi, menjadi perhatian utama pasar. Data resmi menunjukkan bahwa tekanan deflasi semakin memburuk pada September 2024, dengan inflasi China hanya naik 0,4%, di bawah ekspektasi. Selain itu, indeks harga produsen turun sebesar 2,8% secara tahunan, yang merupakan penurunan tercepat dalam enam bulan terakhir.

Kurangnya Rincian Stimulus dari Pemerintah China

Dalam konferensi pers yang diadakan pada Sabtu, pemerintah China mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan penerbitan utang. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut terkait besaran paket stimulus yang akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang melemah. Hal ini semakin meningkatkan ketidakpastian di pasar.

Tony Sycamore, Analis Pasar dari IG, menyatakan bahwa langkah-langkah fiskal yang diharapkan untuk menstimulasi ekonomi dan memulihkan kepercayaan konsumen China masih kurang jelas. Menurutnya, ketidakhadiran langkah-langkah tersebut menambah kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global.

Konflik Timur Tengah dan Dampaknya terhadap Pasar Minyak

Meskipun harga minyak mendapat tekanan dari berita ekonomi China, ketegangan geopolitik di Timur Tengah tetap menjadi fokus pasar. Serangan rudal Iran terhadap Israel pada 1 Oktober lalu menimbulkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak di kawasan tersebut. Namun, peringatan dari Amerika Serikat kepada Israel untuk tidak menyerang infrastruktur energi Iran membuat pasar lebih tenang.

Pengaruh Sanksi Terhadap Iran

Amerika Serikat memperluas sanksi terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan Iran tersebut. Sanksi ini menargetkan apa yang disebut “armada hantu,” yang digunakan untuk mengangkut minyak ilegal ke seluruh dunia. Langkah ini diharapkan dapat menekan pasokan minyak dari Iran dan mendukung harga minyak global dalam jangka panjang.

Situasi di Pasar AS: Penambahan Rig Minyak dan Gas

Di pasar energi AS, perusahaan-perusahaan minyak menambah jumlah anjungan minyak (rig) dan gas alam untuk pertama kalinya dalam empat minggu terakhir. Laporan dari Baker Hughes menunjukkan bahwa jumlah rig naik sebanyak satu menjadi 586 rig, sebuah indikator produksi di masa mendatang.

Namun, permintaan minyak jangka pendek di AS dipengaruhi oleh Badai Milton, yang memicu evakuasi dan peningkatan konsumsi bensin. Meski demikian, fundamental pasar tetap lemah dengan proyeksi permintaan yang cenderung stagnan.

Laba BP Turun Akibat Lemahnya Permintaan Global

Sementara itu, BP, salah satu perusahaan minyak terbesar dunia, melaporkan penurunan laba sebesar US$600 juta pada kuartal ketiga tahun 2024. Penurunan ini disebabkan oleh margin penyulingan yang lebih rendah, seiring dengan perlambatan permintaan minyak global.

Kesimpulan

Kombinasi dari tekanan ekonomi di China dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah memberikan tekanan pada harga minyak dunia. Meskipun terdapat kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah, lemahnya prospek ekonomi China dan ketidakpastian terkait stimulus fiskal tetap menjadi perhatian utama pasar.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.