Harga emas mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu karena permintaan terhadap aset safe haven meningkat menjelang pemilihan umum AS, dan para pedagang menanti data ekonomi yang mungkin memberikan petunjuk tentang jalur suku bunga Federal Reserve. Ketidakpastian global serta potensi perubahan kebijakan moneter turut memperkuat permintaan terhadap logam mulia ini.
Peningkatan Harga Emas: Mencapai Level Tertinggi Sepanjang Masa
Harga emas melesat hingga mencapai $2.789,86 per ons, memecahkan rekor yang dicatat sehari sebelumnya. Sementara itu, indeks dolar Bloomberg menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turut menjelang rilis data produk domestik bruto (GDP) AS yang akan diumumkan Rabu malam. Jika hasil GDP melemah, ini dapat mendukung kemungkinan pemotongan suku bunga lebih dalam oleh Federal Reserve, yang akan bertemu pada tanggal 6-7 November mendatang. Tingkat suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan bagi emas, karena logam mulia ini tidak memberikan bunga sehingga lebih menarik dalam kondisi suku bunga rendah.
Lonjakan Permintaan Emas Global di Kuartal Ketiga
Menurut World Gold Council, permintaan emas global meningkat sekitar 5% pada kuartal ketiga, mencatat rekor tertinggi untuk periode ini dan menaikkan nilai konsumsi di atas $100 miliar untuk pertama kalinya. Kenaikan ini didorong oleh aliran investasi yang kuat dari Barat, termasuk lebih banyak individu dengan kekayaan tinggi yang beralih ke emas sebagai investasi aman. Volume emas yang diperdagangkan mencapai 1.313 ton, memperlihatkan tingginya minat terhadap logam mulia ini di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pergerakan Harga Emas dan Faktor Eksternal Lainnya
Pada pukul 07:05 pagi waktu London, harga spot emas naik sebesar 0,5% menjadi $2.787,67 per ons. Sementara itu, indeks Bloomberg Dollar Spot turun sebesar 0,1%, menunjukkan sedikit pelemahan dolar AS yang semakin mendukung kenaikan harga emas. Di sisi lain, harga logam mulia lainnya seperti perak, paladium, dan platinum justru mengalami penurunan pada sesi ini.
Fokus Pelaku Pasar Terhadap Data Inflasi dan Ketenagakerjaan AS
Menjelang akhir minggu, para pedagang akan memantau data inflasi dan ketenagakerjaan AS untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan Federal Reserve hingga tahun 2025. Laporan tersebut diperkirakan akan menunjukkan ketahanan fundamental dalam perekonomian meskipun ada sedikit hambatan di pasar tenaga kerja akibat dampak dari dua badai yang melanda wilayah AS baru-baru ini. Ekonom juga memprediksi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan pekan depan, yang dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga emas.
Prospek Harga Emas di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Di tengah ketidakpastian menjelang pemilihan umum AS dan potensi perubahan kebijakan suku bunga, emas dipandang sebagai investasi aman yang semakin menarik bagi investor di seluruh dunia. Apabila suku bunga terus turun dan dolar melemah, tren peningkatan harga emas diperkirakan akan berlanjut. Para investor dan pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas di masa mendatang.