Penurunan Harga Emas Berjangka Saat Ini
Harga emas berjangka mengalami penurunan sebesar 0,7%, mencapai USD 2.675,40 per troy ounce pada perdagangan terakhir. Penurunan ini terjadi pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang memicu aksi jual tajam di pasar emas. Hingga minggu lalu, harga emas telah turun sebesar 2,6%.
Potensi Pemulihan Harga Emas Menuju 2025
Meskipun penurunan terjadi, para analis dari RBC Capital Markets optimis bahwa emas memiliki peluang yang baik untuk mengalami kenaikan di tahun 2025. Mereka mencatat bahwa meskipun harga emas saat ini mengalami “reset” atau penyesuaian pasca pemilu AS, ada berbagai faktor yang masih mendukung kenaikan harga emas di tahun-tahun mendatang.
Kinerja Positif Sektor Logam Mulia
Menurut RBC Capital Markets, logam mulia merupakan sektor yang secara konsisten mencatatkan kinerja positif selama dua bulan berturut-turut dalam ruang komoditas. Harga emas mencapai beberapa rekor tertinggi baru sebelum pemilu, yang menunjukkan kuatnya minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven. Pengembalian aliran dana investasi telah meningkatkan jumlah aset yang dikelola di sektor ini, menandakan adanya minat besar yang tetap ada meskipun ada volatilitas harga.
Pengaruh Aliran Dana ETF dan Dukungan Makro Ekonomi
Saat ini, sektor emas memang mengalami keluarnya dana dari Exchange-Traded Funds (ETF) di bulan November, yang menjadi salah satu faktor penurunan harga emas. Namun, RBC Capital Markets menyatakan bahwa faktor makroekonomi dapat membantu menstabilkan pasar emas sebelum akhir tahun ini. Para analis percaya bahwa kondisi ekonomi global serta risiko politik dapat kembali mendorong permintaan emas sebagai aset yang aman.
Faktor-faktor Pendukung Kenaikan Harga Emas di 2025
- Ketidakpastian Ekonomi Global
Dengan ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, terutama dengan tantangan di sektor keuangan dan geopolitik, emas dipandang sebagai aset pelindung nilai yang kuat. Emas cenderung diminati oleh investor sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian pasar. - Kebijakan Moneter Bank Sentral
Kebijakan moneter yang longgar dari beberapa bank sentral besar, termasuk suku bunga rendah dan pelonggaran kuantitatif, dapat mendorong nilai emas. Kondisi ini membuat emas lebih menarik bagi investor yang mencari stabilitas di tengah pelonggaran moneter global. - Permintaan Fisik yang Stabil
Permintaan fisik emas dari negara-negara konsumen utama seperti India dan China tetap tinggi. Faktor ini diyakini akan terus mendukung harga emas di pasar global.
Emas Sebagai Aset Potensial di Tengah Volatilitas
Meskipun harga emas berjangka saat ini mengalami penurunan, berbagai indikator menunjukkan bahwa emas masih memiliki prospek kenaikan yang baik ke depan, terutama di tahun 2025. Bagi investor yang mencari aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian global, emas tetap menjadi pilihan yang menjanjikan dengan stabilitas dan prospek kenaikan yang kuat.