Harga Minyak Turun Akibat Laporan Gencatan Senjata di Timur Tengah

Minyak

Harga minyak mentah mengalami penurunan pada perdagangan awal Asia hari Selasa, memperpanjang kerugian dari sesi sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh laporan kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang mengurangi risiko premium pada minyak mentah. Selain itu, penguatan dolar AS akibat ancaman tarif baru dari mantan Presiden AS Donald Trump terhadap beberapa negara juga menekan harga minyak.

Penurunan Harga Minyak

  • Brent Crude untuk pengiriman Januari turun 0,3% menjadi $72,80 per barel.
  • West Texas Intermediate (WTI) turun 0,3% menjadi $68,33 per barel pada pukul 01:14 GMT.

Dampak Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Berita mengenai potensi gencatan senjata yang dimediasi oleh AS antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hezbollah, memicu penurunan harga minyak. Gencatan senjata ini, jika terealisasi, akan:

  • Mengurangi risiko gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.
  • Menandai deeskalasi konflik yang telah berlangsung lama di kawasan tersebut.

Laporan menunjukkan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan segera mengumumkan gencatan senjata ini. Namun, ketegangan tetap ada setelah Israel dan Hezbollah meluncurkan serangan selama akhir pekan, yang dapat mengancam stabilitas gencatan senjata tersebut.

Ketegangan Rusia-Ukraina Menambah Tekanan

Selain Timur Tengah, risiko geopolitik juga tetap tinggi karena ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Ancaman nuklir dari Moskow sebagai respons terhadap penggunaan rudal jarak jauh buatan Barat oleh Kyiv meningkatkan ketidakpastian global.

Penguatan Dolar Menambah Beban Harga Minyak

Penguatan dolar AS menjadi salah satu faktor lain yang menekan harga minyak. Dolar melonjak setelah mantan Presiden Trump mengancam akan:

  1. Menerapkan tarif 10% terhadap Tiongkok terkait dugaan impor obat-obatan ilegal ke AS.
  2. Menerapkan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada, dengan alasan imigran ilegal masuk ke AS melalui kedua negara tersebut.

Dampak Dolar yang Kuat

  • Minyak Lebih Mahal bagi Pembeli Internasional: Penguatan dolar membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi negara-negara dengan mata uang selain dolar.
  • Penurunan Permintaan: Harga minyak yang lebih tinggi untuk pembeli global dapat menurunkan permintaan secara keseluruhan.

Tarif Perdagangan Tiongkok-AS

Ancaman tarif tambahan terhadap Tiongkok, sebagai importir minyak terbesar di dunia, memperburuk sentimen pasar. Langkah ini dapat:

  • Meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Tiongkok.
  • Memicu respons tarif balasan dari Beijing.
  • Memperburuk perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yang berpotensi mengganggu perdagangan global.

Harga minyak saat ini menghadapi tekanan dari berbagai faktor geopolitik dan ekonomi, termasuk potensi gencatan senjata di Timur Tengah, ketegangan Rusia-Ukraina, dan ancaman tarif perdagangan dari AS. Meski gencatan senjata dapat membawa stabilitas di Timur Tengah, faktor lain seperti penguatan dolar dan ketidakpastian perdagangan global tetap membebani prospek harga minyak.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.