Harga Perak (XAG/USD) melonjak di atas $31,50 di awal minggu pada hari Senin (9/12). Logam putih menguat karena pelaku Pasar keuangan semakin yakin bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%-4,50% dalam pertemuan kebijakan pada tanggal 18 Desember.
Menurut alat CME FedWatch, kemungkinan Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,25%-4,50% pada tanggal 18 Desember telah meningkat menjadi 87% dari 62% seminggu yang lalu. Skenario yang secara historis membebani Dolar AS (USD) dan imbal hasil Obligasi tetapi menguntungkan bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Perak, mengingat imbal hasil yang lebih rendah menghasilkan biaya peluang yang lebih rendah untuk memegang investasi di dalamnya.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, turun setelah gagal bertahan di atas angka kunci 106,00. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun naik tipis mendekati 4,16%.
Sementara itu, upaya baru untuk gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina oleh Presiden terpilih AS Donald Trump dapat membebani permintaan safe haven untuk Perak. “Zelenskyy dan Ukraina ingin membuat kesepakatan dan menghentikan kegilaan ini,” tulis Trump di platform media sosial. Permintaan safe haven untuk logam mulia meningkat di tengah ketidakpastian geopolitik yang meningkat.
Minggu ini, investor akan fokus pada konferensi kerja ekonomi pusat tahunan tertutup yang akan diadakan pada 11-12 Desember, menurut Bloomberg. Komite tersebut diharapkan untuk menetapkan prioritas untuk tahun berikutnya bersamaan dengan meneliti kinerja ekonomi saat ini. Hasilnya akan memengaruhi harga Perak, mengingat penerapan Perak sebagai logam dalam berbagai industri. (Arl)
Sumber: Fxstreet
