Dolar Australia melemah hingga di bawah $0,64 pada Selasa, menghapus keuntungan yang dicapai pada sesi sebelumnya. Hal ini terjadi setelah Reserve Bank of Australia (RBA) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,35% untuk pertemuan kesembilan berturut-turut.
Keputusan ini disertai dengan nada yang lebih dovish dalam pernyataan kebijakan mereka, yang mendorong ekspektasi pasar akan adanya pemotongan suku bunga lebih cepat dari yang sebelumnya diperkirakan. Pelaku pasar mulai memperhitungkan kemungkinan RBA akan mulai melonggarkan kebijakan moneter untuk mendukung ekonomi yang melambat.
Pekan lalu, data ekonomi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Australia hanya mencapai 0,3% pada kuartal ketiga tahun ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, lebih rendah dari proyeksi pasar sebesar 0,4%. Data ini menambah kekhawatiran atas prospek ekonomi negara tersebut, terutama ketika kepercayaan bisnis di Australia mengalami penurunan tajam pada bulan November.
Di sisi lain, dolar Australia mendapat sedikit dukungan pada Senin malam, setelah China, mitra dagang terbesar Australia, mengumumkan rencana kebijakan fiskal yang lebih proaktif serta pelonggaran kebijakan moneter yang “moderat” untuk tahun depan. Langkah ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut, yang secara tidak langsung dapat memberikan dampak positif bagi ekspor Australia.
Secara keseluruhan, sentimen terhadap dolar Australia tetap tertekan oleh faktor domestik yang melemah, meskipun ada harapan bahwa dukungan eksternal dari China dapat memberikan sedikit angin segar.