Harga emas bertahan stabil dalam perdagangan Asia pada Jumat setelah mencatat penurunan tajam di sesi sebelumnya akibat penguatan dolar AS. Antisipasi terhadap pertemuan Federal Reserve minggu depan mendorong permintaan terhadap greenback.
Meskipun begitu, logam mulia ini berhasil mempertahankan sebagian besar keuntungannya selama minggu ini, didukung oleh permintaan aset aman yang meningkat karena ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah dan Asia. Harga emas spot stabil di $2.687,44 per ons, sementara kontrak berjangka emas untuk Februari tidak berubah di $2.709,51 per ons pada pukul 00:00 ET (05:00 GMT). Harga spot emas naik lebih dari 2% sepanjang minggu ini.
Penguatan Dolar Menekan Emas Saat Pertemuan Fed Mendekat
Emas memangkas sebagian keuntungannya minggu ini seiring penguatan dolar AS menjelang pertemuan Fed. Meskipun bank sentral secara luas diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, ketidakpastian meningkat terkait rencana jangka panjang Fed, terutama setelah data minggu ini menunjukkan inflasi AS masih sulit turun.
The Fed diperkirakan akan memperlambat penurunan suku bunga pada 2025 setelah memangkas 75 basis poin sepanjang 2024. Kebijakan ekspansif dan inflasi yang diperkirakan akan terus berlanjut di bawah Presiden Donald Trump juga diharapkan menjaga suku bunga tetap tinggi dalam jangka panjang.
Suku bunga tinggi memberikan tekanan pada harga logam dengan meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi dalam aset tanpa imbal hasil seperti emas. Sementara emas mencapai serangkaian rekor harga tertinggi tahun ini ketika Fed mulai menurunkan suku bunga, laju kenaikannya melambat dalam beberapa bulan terakhir.
Fokus Pasar pada Keputusan Suku Bunga Global
Selain pertemuan Fed, keputusan suku bunga di Jepang dan Inggris juga akan menjadi perhatian utama minggu depan. Ketidakpastian kebijakan moneter global berpotensi memberikan volatilitas tambahan pada pasar emas.
Dengan dinamika yang kompleks ini, investor emas harus terus mencermati perkembangan kebijakan moneter serta faktor geopolitik yang dapat memengaruhi permintaan terhadap logam mulia. Sementara itu, fokus pasar akan tetap pada kemampuan emas untuk bertahan di tengah tekanan dolar yang terus menguat.
