Harga emas kembali menguat pada hari Kamis setelah sempat menyentuh level terendah dalam satu bulan. Langkah Federal Reserve (Fed) menurunkan suku bunga seperti yang diantisipasi menjadi pemicu utama, meskipun sikap hawkish bank sentral terhadap pemangkasan suku bunga di masa depan membayangi prospek logam mulia ini.
Respons Pasar terhadap Kebijakan Fed
Harga spot emas melonjak hingga 1,3% menjadi $2.618,11, meski kontrak berjangka emas untuk pengiriman Februari turun 1,2% ke $2.620,79 per ounce pada pukul 22:51 ET (03:51 GMT). Penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Fed mendukung emas, karena biaya peluang untuk memegang aset non-yielding seperti emas menjadi lebih rendah. Hal ini meningkatkan daya tarik logam mulia dibandingkan aset berbunga seperti obligasi.
Namun, prospek tetap suram karena Fed mengisyaratkan laju pemangkasan suku bunga yang lebih lambat ke depan. Pasar kini memperkirakan hanya akan ada dua pemangkasan suku bunga pada tahun 2025, turun dari ekspektasi sebelumnya sebanyak empat kali.
Dampak Kebijakan terhadap Emas
Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan lebih lanjut akan bergantung pada keberhasilan mengendalikan inflasi yang persisten. Sikap hawkish ini menunjukkan keyakinan pembuat kebijakan terhadap ketahanan ekonomi AS, tetapi juga memicu sentimen “risk-on” di pasar. Sentimen ini dapat mengurangi permintaan untuk aset safe-haven seperti emas, menekan prospeknya di masa mendatang.
Dengan ekspektasi pemangkasan yang lebih sedikit, dolar AS diperkirakan akan terus menguat. Pada hari Rabu, indeks dolar melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, yang memberikan tekanan tambahan pada harga emas. Penguatan dolar biasanya membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional, sehingga mengurangi permintaan.
Kebijakan Bank Sentral Global
Selain kebijakan Fed, keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk mempertahankan suku bunga tetap pada hari Kamis juga menjadi sorotan. BoJ menunjukkan kehati-hatian terhadap prospek ekonomi Jepang dan jalur inflasi yang masih rapuh. Langkah ini mencerminkan pendekatan konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kesimpulan
Meski emas berhasil bangkit dari level terendahnya, prospek ke depan tetap tidak menentu. Kombinasi kebijakan moneter hawkish Fed, penguatan dolar, dan sentimen pasar yang lebih memilih risiko dapat terus membebani harga emas dalam waktu dekat. Investor emas dihadapkan pada tantangan baru, termasuk inflasi yang sulit dikendalikan dan ketahanan ekonomi global yang menjadi fokus utama para pembuat kebijakan.