Harga perak (XAG/USD) terus melemah selama enam sesi berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $29,50 per troy ounce pada sesi perdagangan Asia hari Kamis (19/12). Logam abu-abu ini mengalami penurunan lebih dari 3% setelah keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) diumumkan pada hari Rabu.
Dampak Kebijakan Suku Bunga Federal Reserve
Federal Reserve memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan bulan Desember, menurunkan rentang suku bunga menjadi 4,25%-4,50%, level terendah dalam dua tahun terakhir. Dalam konferensi pers, Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral akan berhati-hati dalam melakukan pemangkasan lebih lanjut, mengingat inflasi masih berada di atas target 2%.
Proyeksi Ekonomi (dot plot) yang dirilis Fed kini hanya memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun 2025, turun dari empat kali yang diprediksi pada bulan September. Revisi ini mencerminkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang kuat dan inflasi yang terus bertahan di Amerika Serikat. Tingginya suku bunga jangka panjang biasanya berdampak negatif pada permintaan aset non-yielding seperti perak.
Fokus Data Ekonomi AS
Para pedagang diperkirakan akan mengamati data mingguan Klaim Pengangguran Awal AS, Penjualan Rumah yang Ada, serta pembacaan akhir PDB tahunan untuk kuartal ketiga (Q3) yang akan dirilis pada hari Kamis. Data-data ini dapat memengaruhi ekspektasi kebijakan moneter Fed ke depan.
Bank Sentral Global
Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga kebijakan tetap untuk pertemuan ketiga berturut-turut, dengan target suku bunga jangka pendek pada kisaran 0,15%-0,25%, sesuai ekspektasi pasar. Sementara itu, Bank of England (BoE) juga diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga dalam pertemuan mereka pada hari yang sama.
Pandangan Industri Perak yang Terbatas
Prospek permintaan industri untuk perak tampak terbatas, terutama karena adanya kelebihan kapasitas di industri panel surya China. Hal ini mendorong perusahaan fotovoltaik untuk bergabung dalam program pengendalian diri pemerintah guna mengatur pasokan.
Penurunan harga perak mencerminkan dinamika kompleks antara kebijakan moneter global, data ekonomi, dan tantangan struktural dalam sektor industri. Situasi ini dapat terus membebani harga dalam beberapa bulan mendatang, terutama jika inflasi tetap tinggi dan permintaan industri tetap lemah.