Harga Emas melanjutkan kenaikannya pada hari Jumat (20/12), didukung oleh Dolar yang lebih lemah dan imbal hasil Treasury pasca data ekonomi AS menunjukkan perlambatan inflasi, meskipun prospek suku bunga hawkish Federal Reserve membuat Emas tetap berada di jalur untuk penurunan mingguan.
Emas spot naik 0,8% pada $2.614,67 per ons, pada pukul 9:42 waktu timur AS (14.42 GMT) dan Emas berjangka AS naik 1% lebih tinggi menjadi $2.633,20.
Dolar turun 0,4% dari level tertinggi dua tahun, membuat Emas lebih murah bagi pembeli luar negeri, sementara imbal hasil Treasury turun tipis dari level tertinggi lebih dari enam bulan.
Data menunjukkan bahwa inflasi bulanan melambat pada bulan November setelah menunjukkan sedikit perbaikan dalam beberapa bulan terakhir. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,1% bulan lalu setelah kenaikan 0,2% yang tidak direvisi pada bulan Oktober.
Sementara Emas batangan turun 1,3% minggu ini sejauh ini setelah “dot plot” Fed pada hari Rabu menunjukkan hanya dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada tahun 2025, yang menandakan pelonggaran yang lebih sedikit dibandingkan yang diproyeksikan pada bulan September.
“Dengan permintaan fisik yang bertahan pada batas bawah untuk saat ini, ini berarti kita sekarang menuju tahun 2025 dengan ekspektasi pemangkasan Fed yang relatif rendah, sesuatu yang dapat memicu kenaikan Emas jika kekhawatiran inflasi berakhir menjadi berlebihan, yang memungkinkan Fed lebih banyak manuver,” kata JP Morgan dalam sebuah catatan.
Perak spot naik 1% menjadi $29,30 per ons tetapi menuju pekan terburuknya sejak akhir Juli 2024.(yds)
Sumber: Reuters
Emas Naik Pasca Data Inflasi AS yang Lemah tapi Menuju Penurunan Mingguan
