Dolar AS turun dari level tertinggi dalam dua tahun pada hari Jumat (20/12), tetapi menuju kenaikan minggu ketiga secara beruntun, dengan data yang menunjukkan perlambatan inflasi dua hari setelah Federal Reserve memangkas suku bunga dan mengindikasikan inflasi cukup kuat untuk mengurangi pemangkasan pada tahun 2025.
Dolar turun 0,72% terhadap sekumpulan enam mata uang lainnya pada 107,64 setelah melonjak setinggi 108,54 – level tertinggi sejak November 2022. Dolar diperkirakan akan mengakhiri pekan dengan kenaikan 0,72%.
Dolar melemah 0,79% menjadi 0,892 franc Swiss, menuju penurunan mingguan.
Euro bergerak naik setelah merosot ke level terendah satu bulan di $1,03435 pada sesi tersebut, menuju penurunan minggu ketiga berturut-turut, terbebani sebagian oleh komentar Trump bahwa Uni Eropa harus membeli lebih banyak Minyak dan gas AS untuk menutupi “defisitnya yang sangat besar” dengan ekonomi terbesar di dunia, atau menghadapi Tarif. Euro terakhir naik 0,76% pada $1,044175.
Dolar turun ke level terendah lima bulan di 157,93 yen Jepang setelah Bank of Japan tidak mengubah suku bunga. Euro terakhir turun 0,89% pada 156,01 yen.
Sterling merosot ke level terendah satu bulan di $1,2475 tetapi terakhir naik 0,77% pada $1,25990, masih menuju penurunan minggu ketiga berturut-turut. Bank of England mempertahankan suku bunga pada hari Kamis.
Dolar melemah 0,18% menjadi 7,295 yuan Tiongkok di Pasar luar negeri. Dolar Australia melemah 0,43% menjadi $0,6263, sementara Dolar Selandia Baru menguat 0,53% menjadi $0,566.(yds)
Sumber: Reuters
Dolar Melemah Dari Tertingginya Pada Hari Ini
