Sektor Manufaktur di Tiongkok Berkembang pada Desember, WTI Naik Mendekati $71,50

Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan kenaikannya untuk hari ketiga berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $71,40 per barel selama sesi Asia pada hari Selasa (31/12). Harga Minyak mentah mempertahankan kenaikannya menyusul rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur NBS, yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur Tiongkok berkembang pada bulan Desember.
Produksi pabrik di Tiongkok meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut, meskipun sedikit turun menjadi 50,1 pada bulan Desember, turun dari 50,3 pada laporan sebelumnya dan di bawah ekspektasi Pasar sebesar 50,3. Data ini menunjukkan bahwa langkah-langkah stimulus baru membantu mendukung perekonomian negara pengimpor Minyak mentah terbesar di dunia. Selain itu, otoritas Tiongkok telah sepakat untuk menerbitkan Obligasi Pemerintah khusus senilai 3 triliun Yuan ($411 miliar) pada tahun 2025 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti yang dilaporkan oleh Reuters minggu lalu.
Harga Minyak dapat menerima dukungan jangka pendek dari penurunan stok Minyak mentah AS, yang diperkirakan telah turun sekitar 3 juta barel minggu lalu, menurut Reuters. Namun, prospek permintaan jangka panjang yang lemah telah memberikan tekanan ke bawah pada harga Minyak. Para pedagang sekarang sedang menunggu data survei pabrik AS untuk wawasan lebih lanjut tentang prospek permintaan.
Sementara itu, harga Minyak siap untuk penurunan tahunan yang kecil sekitar 0,5%, setelah terjebak dalam kisaran perdagangan yang ketat selama beberapa bulan. Saat Pasar melihat ke masa depan, Pasar mengantisipasi tahun yang berpotensi bergejolak, didorong oleh kekhawatiran tentang kelebihan pasokan, ketegangan geopolitik, dan kemungkinan pengaruh pemerintahan Trump yang akan datang pada kebijakan Minyak, yang mengarah pada sentimen yang hati-hati.(mrv)
Sumber : FXStreet

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.