Dolar Australia Menguat karena Dolar AS Tetap Lemah

Dolar Australia (AUD) melanjutkan penguatannya untuk sesi kedua berturut-turut terhadap Dolar AS (USD) pada hari Jumat (3/1) . AUD memperoleh dukungan menyusul laporan Financial Times yang menyatakan bahwa Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) memperkirakan penurunan suku bunga tahun ini pada waktu yang tepat. Sebagai mitra dagang dekat, setiap fluktuasi dalam ekonomi Tiongkok cenderung memengaruhi Pasar Australia. Pedagang kemungkinan akan mengamati Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS ISM untuk Desember 2024 yang akan dirilis pada sesi Amerika Utara.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), perencana negara Tiongkok, menyatakan keyakinannya dalam mencapai pemulihan ekonomi yang berkelanjutan pada tahun 2025. Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, komisi tersebut menyoroti rencana untuk secara signifikan meningkatkan pendanaan dari Obligasi Pemerintah ultra-panjang untuk mendukung “dua program baru”, dengan harapan pertumbuhan konsumsi yang stabil sepanjang tahun.
Pasangan AUD/USD menguat karena Dolar Australia pulih dari posisi terendah dalam dua tahun karena harga komoditas yang lebih kuat memberikan dukungan, khususnya Minyak dan Emas, yang menguntungkan posisi Australia sebagai eksportir utama sumber daya utama ini. Saham Minyak dan Emas mengalami kenaikan yang signifikan termasuk Woodside Energy dan Northern Star Resources.
Dolar Australia mendapat dukungan setelah Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Caixin dari Tiongkok dirilis pada hari Kamis. Wang Zhe, seorang ekonom di Caixin Insight Group, berkomentar, “Penawaran dan permintaan meningkat. Output dan permintaan produsen terus tumbuh seiring membaiknya Pasar. Pengukur output tetap berada di wilayah ekspansif selama 14 bulan berturut-turut, sementara total pesanan baru meningkat selama tiga bulan berturut-turut.”(ayu)
Sumber: FXStreet

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.