Harga Perak Tembus di Bawah $33,00 karena Permintaan Safe-Haven Melemah

Perak

Harga perak (XAG/USD) melanjutkan pelemahannya untuk hari kedua berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $32,80 per troy ons selama sesi perdagangan Asia pada hari Senin. Tekanan terhadap logam mulia ini meningkat seiring membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, yang mengurangi daya tarik perak sebagai aset safe-haven.

Pada hari Jumat lalu, laporan menunjukkan bahwa Tiongkok telah membebaskan beberapa impor dari AS dari tarif tinggi sebesar 125%, memunculkan harapan bahwa sengketa dagang jangka panjang antara dua ekonomi terbesar dunia ini mendekati penyelesaian. Sentimen pasar semakin positif setelah Menteri Pertanian AS, Brooke Rollins, mengatakan pada hari Minggu, mengutip laporan Reuters, bahwa pemerintahan Trump melakukan diskusi harian dengan Tiongkok mengenai tarif.

Meskipun demikian, sinyal yang bertentangan terus bermunculan. Reuters mengutip pernyataan juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok pada hari Jumat yang dengan tegas membantah adanya negosiasi, menegaskan bahwa “Tiongkok dan AS tidak melakukan konsultasi atau negosiasi apa pun terkait tarif.” Juru bicara tersebut juga mendesak Washington untuk “menghentikan penciptaan kebingungan.” Selain itu, seorang pejabat di Beijing menegaskan kembali pada hari Kamis bahwa tidak ada “negosiasi ekonomi dan perdagangan” yang sedang berlangsung, dan menekankan bahwa AS harus “sepenuhnya membatalkan semua tindakan tarif sepihak” untuk membuka kembali jalur pembicaraan.

Sementara itu, penguatan Dolar AS (USD) semakin membebani harga komoditas yang dihargai dalam dolar, termasuk perak. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja USD terhadap enam mata uang utama dunia, naik untuk sesi kedua berturut-turut dan diperdagangkan mendekati level 99,70 saat artikel ini ditulis. Penguatan dolar terjadi di tengah periode blackout Federal Reserve (Fed) menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 7 Mei mendatang.

Ke depan, para pelaku pasar akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi utama dari AS minggu ini, termasuk laporan awal Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama, data inflasi PCE bulan Maret, serta laporan ketenagakerjaan untuk bulan April. Data-data ini berpotensi memberikan petunjuk penting mengenai langkah kebijakan Fed selanjutnya dan prospek ekonomi secara keseluruhan.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.