Harga emas (XAU/USD) mempertahankan bias negatif sepanjang sesi Asia pada hari Senin dan saat ini diperdagangkan di bawah level psikologis $3.300, turun 0,75% dalam satu hari. Meskipun sinyal yang muncul dari Amerika Serikat dan Tiongkok masih bercampur, para investor tetap optimis terhadap potensi meredanya ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Selain itu, penurunan konsumsi emas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2025 menjadi salah satu faktor utama yang menekan permintaan terhadap logam mulia safe-haven ini.
Di sisi lain, prospek pelonggaran kebijakan moneter yang lebih agresif dari Federal Reserve (Fed) gagal membantu Dolar AS (USD) mempertahankan penguatan tajam yang dicapai minggu lalu dari posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir. Penguatan dolar tercatat sebagai yang pertama sejak Maret. Ketidakpastian terkait perdagangan serta risiko geopolitik yang terus berlanjut juga membantu membatasi tekanan penurunan lebih lanjut terhadap harga emas. Dengan demikian, dibutuhkan konfirmasi dari aksi jual lanjutan yang lebih kuat sebelum dapat mengambil posisi untuk koreksi yang berarti dari level puncak sepanjang masa.
Investor Emas Bersikap Hati-Hati di Tengah Harapan Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok
Tiongkok telah membebaskan sebagian impor dari Amerika Serikat dari tarif 125% yang diberlakukan sebelumnya, sebagai respons atas tarif 145% dari AS terhadap barang-barang Tiongkok. Kebijakan ini, ditambah dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menegaskan bahwa negosiasi perdagangan masih berlangsung, semakin meningkatkan harapan akan de-eskalasi cepat dari perang dagang yang telah lama membebani ekonomi global.
Meskipun demikian, Tiongkok belum mengonfirmasi adanya pengecualian tersebut dan secara resmi membantah adanya pembicaraan tarif yang sedang berjalan. Di sisi lain, pernyataan Trump yang sering berubah-ubah serta kekhawatiran resesi global tetap menjaga permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven.
Penurunan Konsumsi Emas Tiongkok Memberikan Tekanan Tambahan
Asosiasi Emas Tiongkok mengumumkan pada hari Senin bahwa konsumsi emas nasional turun 5,96% secara tahunan menjadi 290,492 ton pada kuartal pertama 2025. Harga emas yang tinggi disebut menjadi faktor utama yang membebani permintaan, terutama untuk perhiasan emas yang anjlok sebesar 26,85% secara tahunan menjadi 134,531 ton. Sementara itu, konsumsi emas dalam bentuk batangan dan koin justru melonjak 29,81% menjadi 138,018 ton, mencerminkan preferensi investor terhadap instrumen fisik di tengah ketidakpastian ekonomi.