Dolar AS melemah terhadap semua mata uang utama di Grup 10 setelah munculnya prospek berakhirnya perang di Ukraina, yang mengurangi permintaan terhadap aset safe haven.
Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,3%, sementara euro menguat 0,5% ke level 1,0435. Yuan lepas pantai juga mengalami apresiasi sebesar 0,4% menjadi 7,2847 per dolar AS.
Pelemahan dolar ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan sepakat untuk memulai negosiasi guna mengakhiri konflik di Ukraina. Langkah ini menandai perubahan signifikan dari kebijakan AS sebelumnya. Selain itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent turut menyampaikan perjanjian kemitraan ekonomi kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam kunjungannya ke Kyiv.
“Harapan akan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina menciptakan sentimen positif setelah pembicaraan Trump dengan Putin,” ujar Rodrigo Catril, ahli strategi valuta asing senior di National Australia Bank Ltd. di Sydney. Menurutnya, euro kemungkinan akan bergerak dalam kisaran 1,025 hingga 1,050 dalam jangka pendek.
Potensi gencatan senjata ini bisa menjadi titik balik dalam dinamika geopolitik global. Namun, pada saat yang sama, tidak semua faktor sudah sepenuhnya tercermin dalam valuasi euro. Dengan ketidakpastian masih membayangi, pelaku pasar tetap mencermati perkembangan lebih lanjut dari negosiasi ini serta dampaknya terhadap ekonomi global dan kebijakan moneter ke depan.