Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan selama sesi Asia pada hari Selasa, menghapus sebagian kenaikan dari hari sebelumnya yang membawa logam mulia ini ke rekor tertinggi sepanjang masa. Pelemahan ini dipicu oleh penguatan Dolar AS (USD), yang melanjutkan reli dari level terendahnya sejak 10 Desember. Penguatan USD ini menjadi faktor utama yang membebani permintaan emas sebagai aset safe-haven. Selain itu, kondisi jenuh beli (overbought) pada grafik harian juga mendorong para trader untuk mengamankan keuntungan, sehingga memberikan tekanan tambahan terhadap harga emas.
Meskipun demikian, faktor fundamental tetap mendukung tren bullish emas dalam jangka panjang. Kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump masih berlanjut, yang pada gilirannya dapat mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset pelindung nilai. Selain itu, ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga tahun ini juga berpotensi menahan penurunan harga emas. Mengingat faktor-faktor ini, para pelaku pasar disarankan untuk menunggu konfirmasi dari aksi jual lanjutan yang lebih kuat sebelum menyimpulkan bahwa pasangan XAU/USD telah mencapai puncaknya dalam jangka pendek dan bersiap untuk koreksi turun yang lebih signifikan.
Dengan latar belakang kondisi makroekonomi yang penuh ketidakpastian, emas tetap menjadi aset yang menarik bagi investor yang mencari perlindungan dari volatilitas pasar dan inflasi. Oleh karena itu, meskipun terjadi sedikit pelemahan dalam sesi ini, prospek bullish emas dalam jangka panjang masih tetap kuat.